Obama Kecam Penentang RUU Imigrasi

Presiden Obama hari Rabu (4/2) di Gedung Putih bertemu dengan enam anak muda yang dibawa secara illegal ke AS.

Presiden Obama mengatakan para penentang RUU imigrasi tidak mempertimbangkan konsekuensi deportasi massal terhadap jutaan imigran gelap.

Presiden Amerika Barack Obama mengatakan para penentang upayanya untuk melindungi jutaan imigran gelap dari ancaman deportasi, tidak mempertimbangkan “konsekuensi manusiawinya”.

Presiden Obama hari Rabu (4/2) di Gedung Putih bertemu dengan enam anak muda yang dibawa secara illegal oleh orang tua mereka ke Amerika sewaktu masih kecil.

Berdasarkan Kepres tahun 2012, Presiden Obama melindungi lebih dari satu juta anak-anak muda dari deportasi sehingga mereka bisa kuliah di perguruan tinggi atau memulai usaha di Amerika.

Presiden Obama menyebut anak-anak muda itu “yang terbaik di Amerika” dan mengecam UU yang sudah disetujui DPR dan sekarang sedang dipertimbangkan oleh Senat yang bisa menyebabkan mereka dapat dideportasi.

“Saya yakin itu salah” kata Presiden Obama. Ia mengatakan sebagian warga Amerika akan mengatakan itu salah jika mereka berkesempatan bertemu dengan anak-anak muda yang ditemuinya di Gedung Putih.

Perubahan kebijakan imigrasi yang diusulkan itu dimasukkan di dalam undang-undang pendanaan kantor keamanan dalam negeri Amerika senilai sekitar 40 miliar dolar. RUU itu juga akan menghentikan Kepres Obama yang dikeluarkan akhir tahun lalu yang melindungi sekitar lima juta imigran lain dari deportasi sehingga mereka bisa terus tinggal dan bekerja di Amerika.

Sebagaimana dalam minggu-minggu terakhir ini, Presiden Obama berjanji akan k memveto RUU tersebut jika Kongres menyerahkan kepadanya untuk ditandatangani dan ingin anggaran kantor keamanan dalam negeri disetujui tanpa restriksi-restriksi imigrasi. Ia mengatakan yakin tidak ada cukup suara anti imigrasi dalam Kongres untuk mengalahkan vetonya.

Kebijakan imigrasi selalu menimbulkan kontroversi di Amerika. Lawan-lawan politik Obama dari Partai Republik menuduhnya melangkahi kewenangan eksekutifnya dengan mengeluarkan Kepres mengenai imigrasi tanpa persetujuan Kongres.