Nasi Bungkus, Lemper, dan Jajanan Warung Kopi Halal Khas Indonesia Tarik Perhatian Warga Lokal AS

Toko Rame Indonesian Halal Restaurant di Bellflower, California sudah berdiri sejak lebih dari 26 tahun lalu (dok: VOA)

Lebih dari 15.000 bisnis atau restoran menjual makanan halal di Amerika Serikat. Beberapa di antaranya adalah restoran milik diaspora Indonesia di California dan New York, yang mengundang warga muslim dari berbagai negara. Beragam makanan seperti nasi bungkus dan gorengan pun jadi favorit pelanggan.

Situs Zabihah.com yang memuat berbagai bisnis dan restoran halal di seluruh dunia mendaftar lebih dari 15 ribu restoran halal di Amerika Serikat. Jenis makanannya pun cukup beragam, termasuk makanan khas India, Timur Tengah, Meksiko, dan Indonesia.

Menurut warga Indonesia Teddy Cahyadi yang tinggal di New York, cukup gampang untuk menemukan makanan halal di Amerika, jika dibandingkan di negara-negara seperti Australia dan Prancis, di mana ia pernah tinggal.

Teddy Cahyadi saat mengikuti salat Tarawih di Times Square, New York (dok: Teddy Cahyadi)

“Banyak makanan-makanan halal di pinggir jalan,” ujar Teddy kepada VOA.

“Atau kalau misalnya kalian mau masak, juga banyak toko-toko halal. Toko-toko daging halal di Amerika,” tambahnya.

Warung Kopi Halal Ala Indonesia

Di salah satu sudut kota Manhattan di New York berdirilah Warkop NYC yang adalah sebuah warung kopi ala Indonesia. Berdiri sejak 3 Maret 2022, Warkop NYC mengambil konsep seperti warung-warung kopi yang tersebar di Indonesia dengan berbagai khas makanannya.

Omar Karim Prawiranegara, pemilik Warkop NYC di New York (dok: Omar Karim Prawiranegara)

“Kita serving-nya kurang lebih kopi-kopian, tentunya specialty coffee dari Indonesia juga. Terus yang paling khasnya kan kalau warkop di Indonesia tuh juga menyediakan mie instan dengan berbagai macam topping,” jelas Omar Karim Prawiranegara, pemilik Warkop NYC, kepada VOA belum lama ini.

Beragam gorengan, seperti bakwan, tahu, dan tempe, juga roti dan pisang bakar ala Indonesia tersedia untuk mengobati kerinduan pelanggan Indonesia akan jajanan tanah air.

Bahan baku makanan yang digunakan di Warkop NYC pun halal sesuai dengan hukum islam. Menurut Omar, segala sesuatu yang memiliki logo halal di kota New York kini banyak dicari baik oleh komunitas muslim, juga komunitas dari berbagai agama lain.

Warung Kopi Halal, Warkop NYC di New York, milik diaspora Indonesia Omar Karim Prawiranegara (dok: Warkop NYC)

“Mencari logo halal bukan semata-mata (karena) mereka punya keyakinan tertentu, tetapi lebih ke proses pembuatannya itu jauh lebih, mungkin higienis ya,” jelas Omar.

“Kita melihat satu opportunity yang sedang naik daunlah intinya. Karena di pusat-pusat perbelanjaan pun ketika kita mencari raw material, section halal food semakin besar. Jadi kita tertarik untuk mengeksplor lebih jauh hal-hal seperti itu,” tambahnya.

Warkop NYC di New York (dok: Warkop NYC)

Omar menambahkan tidak sulit untuk mendapatkan bahan baku makanan halal, khususnya di New York.

“Ditambah lagi di beberapa area di New York, kayak di Astoria itu banyak (komunitas muslimnya). Di situ juga banyak menjual daging-daging halal dan bahan baku halal lainnya,” ujarnya.

Tarik Perhatian Naravlog Muslim

Awalnya, Omar tidak memasarkan Warkop NYC sebagai restoran halal, namun beberapa bulan setelah beroperasi, ia mendapat pertanyaan dari salah satu calon pelanggannya mengenai status halal dari bahan-bahan baku yang digunakan, seperti bakso sapi dan corned beef. Memang sejak awal Warkop NYC menggunakan bahan makanan yang halal.

Para pelanggan lokal menikmati hidangan Warkop NYC di New York (dok: Warkop NYC)

“Dari situ (pelanggan tadi) datang, terus ngajak teman-temannya, dan ternyata dia kasih review di Instagram. Dari hasil review-nya dia ternyata menarik minat dari salah satu vlog foodies di New York yang bertemakan halal, yaitu Muslim Foodies, untuk datang gitu,” ujar Omar.

Sejak itu nama Warkop NYC semakin terdengar dan menjadi salah satu pilihan bagi para pecinta kuliner yang ingin mencari restoran halal di sekitar Manhattan, tepatnya di daerah Hell’s Kitchen.

Dari Riau ke California

Beralih ke daerah barat Amerika Serikat, tepatnya di kota Bellflower di negara bagian California, berdirilah restoran Toko Rame Indonesian Halal Restaurant, yang sudah beroperasi sejak lebih dari 26 tahun lalu.

Restoran yang terletak sekitar 45 menit dari pusat hiburan Hollywood ini tidak hanya digemari oleh warga Indonesia, tetapi juga menjadi restoran favorit bagi warga internasional.

Elvira yang akrab disapa Uni Saada, pemilik Toko Rame di Bellflower, California (dok: VOA)

“Setelah saya datang ke sini tahun 1995, (toko Rame) sudah jalan tiga tahun. Ya, sampai sekarang saya masih bekerja di dapur. Alhamdulillah. Saya ambil alih restoran ini semenjak Oktober 2021,” ujar pemilik Toko Rame Indonesian Halal Restaurant, Elvira yang akrab disapa Uni Saada, saat ditemui oleh VOA.

Makanan yang ditawarkan pun sangat beragam dan berasal dari berbagai penjuru di Indonesia, seperti nasi timbel Parahyangan, lontong sayur Padang, soto ayam Kudus, tahu gunting Surabaya, dan masih banyak lagi.

“Yang sangat populer di sini itu buntut goreng, nasi bungkus, sama rendang,” kata Uni Saada.

Berasal dari Riau, Uni Saada pun juga menawarkan berbagai makanan khas dari tempat asalnya, seperti Pacri Nanas, kari hitam, roti canai, dan lontong mie. Toko Rame juga menawarkan beragam makanan yang jarang ditemukan di Amerika, seperti gulai otak, nasi goreng kambing petai, dan nasi goreng ikan asin.

Tarik Pelanggan Internasional

Tak sedikit warga internasional yang menjadi pelanggan tetap Toko Rame. Beberapa di antaranya adalah pelanggan keturunan Belanda, seperti Allan Deckoning, yang mengaku bahkan belum penah berkunjung ke Indonesia. Namun, kedua orang tuanya lahir di sana.

Your browser doesn’t support HTML5

Toko Rame, Hidangan Halal Khas Riau di Los Angeles

“Saya sudah datang ke sini selama bertahun-tahun. Orang tua saya dan saya adalah bagian dari komunitas Indonesia-Belanda,” ujar Allan Deconing kepada VOA.

Nasi kuning, nasi bungkus, dan lemper adalah makanan favoritnya. Menurut Allan, masakan Indonesia di Toko Rame autentik. Istrinya yang adalah warga Amerika sekarang pun ikut belajar memasak makanan Indonesia.

Warga Amerika, Jed Thomas, yang tinggal sekitar satu jam dari Toko Rame, tepatnya di daerah Sherman Oaks mengatakan bahwa makanan Indonesia adalah favoritnya. Setiap berkunjung ke Toko Rame, pilihan Jed selalu jatuh pada nasi bungkus yang berisi ayam goreng, tahu, telor, rendang daging, kentang balado, sayur lodeh, dan sambal.

Pelanggan Toko Rame memiliki beragam latar belakang, termasuk keturunan Belanda (dok: VOA)

Berbeda dengan makanan dari negara lain, menurutnya makanan Indonesia memiliki rasa yang sangat beragam, mengingat banyaknya pulau yang terdapat di Indonesia dengan makanan khasnya masing-masing.

“Pulau yang berbeda memiliki rasa otentik yang berbeda. Orang di Padang memiliki masakan yang berbeda dari orang-orang di Jawa, Bali, Manado,” ujar Jed Thomas.

Saat ini Toko Rame milik Uni Saada beroperasi enam hari dalam seminggu dan memiliki dua karyawan (dok: VOA)

Nasi bungkus Toko Rame tidak hanya menarik perhatian lidah pelanggan internasional, namun juga Yosua yang rela menempuh jarak sekitar 45 menit dari rumahnya.

“Di sini banyak sih ya restoran Indonesia, termasuk salah satunya (Toko Rame) yang paling enak untuk nasi Padang sih, sama sate Padang. Kayak autentik gitu,” ujarnya.

Halal Sejak Berdiri

Sesuai dengan namanya, sejak berdiri Toko Rame memang menawarkan makanan yang menggunakan bahan baku berlabel halal, sesuai dengan ajaran islam. Menurut Uni Saada, banyak supermarket Arab yang memotong daging jualannya sendiri sesuai dengan hukum Islam. Ia juga dengan mudah mendapatkan pemasok daging halal.

“Memang maunya (mendirikan) Indonesian halal restaurant,” jelas Uni Saada.

Ali Fauzi yang hijrah ke Amerika sekitar enam tahun lalu sempat merasa kesulitan ketika mencari makanan halal, sampai akhirnya ia pergi ke Toko Rame.

“Pas saya cari, saya makan, rasanya cocok. Ya, jadi sering ke sini. Terus satu hari mereka cari orang, saya (melamar kerja), terus makan gratis,” ujar Ali Fauzi sambil bercanda.

Toko Rame Indonesian Halal Restaurant di Bellflower, California (dok: VOA)

Kini, Ali menjadi satu di antara dua karyawan yang bekerja bersama Uni Saada di Toko Rame. Tak jarang mereka menerima telpon dari pelanggan internasional, seperti dari Pakistan dan Turki, yang menanyakan status halal Toko Rame.

“Kalau orang Indonesia mungkin sudah tahu dari mulut ke mulut kalau di sini halal, jadi mereka sudah enggak nanya halal atau enggaknya,” ujar Ali yang sudah lebih dari satu tahun bekerja di Toko Rame.

Menu dan Aturan Khusus Ramadan

Di bulan Ramadan Warkop NYC dan Toko Rame tetap buka dan melayani para pelanggan. Namun, untuk memberikan waktu bagi karyawan yang ingin melaksanakan ibadah di bulan Ramadan, seperti Tarawih, Toko Rame hanya menerima pesanan untuk dibawa pulang dan tidak melayani pelanggan yang ingin makan di dalam restoran.

Ali Fauzi, karyawan Toko Rame di Bellflower, California (dok: VOA)

“Pertama kita (mengurangi) waktu buat nyuci piring, karena kita mau buka pada saat azan Magrib. Kita enggak mau kerja. Jadi kalau dengan to go kan piringnya enggak terlalu banyak. Jadi cuman panci sama yang di dapur saja yang kotor. Meja enggak kotor,” ujar Ali.

Ali menambahkan, biasanya mereka lalu mengusulkan para pelanggan untuk membawa makanan mereka ke taman terdekat. Namun, tak jarang mereka memperbolehkan pelanggan yang sudah lanjut usia atau memakai kursi roda untuk makan di dalam.

Para pelanggan menikmati makanan ala warung kopi khas Indonesia di Warkop NYC di New York (dok: Warkop NYC)

Warkop NYC yang memiliki enam karyawan pun kini juga menyesuaikan jam operasionalnya. Biasa buka setiap hari pukul 11:30-10 malam, kini selama bulan Ramadan, Warkop NYC beroperasi mulai jam 5 sore hingga 10 malam di hari Senin-Kamis. Akhir pekan tetap mengikuti jam normal.

Mengingat bahwa makanan yang tersedia adalah makanan ala warung kopi, kini di bulan Ramadan, Warkop NYC berkolaborasi dengan rumah makan Merindu Kantin di Bandung, yang menghadirkan makanan khas Indonesia seperti pisang goreng aren, es cincau, nasi ayam kuning, nasi goreng nugget, dan tempe mendoan.

Dengan berkolaborasi dengan pelaku industri makanan dan minuman di Indonesia, Omar berharap bisa membantu mengobati kerinduan para diaspora Indonesia di Amerika akan makanan dan minuman khas tanah air. [di/dw]