Moskow Akui Referendum di Ukraina Timur

Warga setempat antri untuk memberikan suara dalam proses referendum di Mariupol, Ukraina (11/5).

Rusia mengatakan menghormati kemauan rakyat di Donetsk dan Luhansk dan bahwa hasil tersebut hendaknya dilaksanakan dengan cara yang beradab tanpa sedikitpun kekerasan.”
Pemerintah Rusia mengatakan pihaknya menghormati atau mengakui hasil referendum kemerdekaan dua daerah di Ukraina timur dan telah menyarankan hasil referendum itu dilaksanakan melalui dialog antara pemerintah di Kyiv dan para pemimpin separatis.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan hari Senin (12/5), peredaan krisis di Ukraina hanya mungkin jika Kyiv dan kelompok separatis mengadakan pembicaraan, sehingga menepis kebutuhan untuk mengadakan pertemuan internasional.

Presiden sementara Ukraina telah menolak referendum yang diadakan pemberontak itu sebagai “alat propaganda tanpa dasar hukum apapun.”

Oleksandr Turchynov mengatakan kepada parlemen Ukraina Senin referendum itu “tidak lebih daripada propaganda untuk menutup-nutupi pembunuhan, penculikan, kekerasan dan kejahatan gawat lainnya.”

Namun, Presiden itu mengatakan ia ingin “meneruskan dialog dengan orang-orang di sebelah timur Ukraina yang tangannya tidak ternoda darah dan orang yang siap membela sasaran mereka dengan cara yang sah.”

Para menteri luar negeri Uni Eropa akan mengadakan pertemuan hari ini untuk menentukan sanksi tambahan apa yang akan dikenakan terhadap Rusia atas pencaplokan Krimea, provinsi Ukraina di Laut Hitam itu dan peran Rusia yang dianggap ada dalam kerusuhan yang menimbulkan kekacauan di Ukraina timur itu.