Milisi Syiah Irak Menuju Ramadi untuk Lawan ISIS

Milisi Syiah Irak Asaib Ahl al-Haq bersiap di Basra sebelum berangkat menuju Ramadi (18/5).

Milisi Syiah Irak hari Senin (18/5) bergerak menuju ke pinggiran kota Ramadi yang kini dikuasai militan ISIS.

Milisi Syiah sedang menuju ke pinggiran kota Ramadi hari Senin (18/5) setelah Perdana Menteri Haider al-Abadi meminta dukungan setelah kemenangan Negara Islam atau ISIS di sana.

Pasukan militer dan kesukuan yang melarikan diri dari Ramadi hari Minggu telah bergabung kembali di ujung timur kota itu. Beberapa sumber mengatakan kepada VOA langkah itu merupakan upaya untuk memblokir gerak maju ISIS menuju Baghdad.

Militan ISIS hari Jumat mengibarkan bendera di Ramadi, yang merupakan salah satu kemenangan teritorial yang paling menonjol tahun ini. Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry hari Senin mengungkapkan keyakinan bahwa pasukan pro-pemerintah di Irak akan merebut kembali kontrol atas kota itu.

Para pejabat setempat mengatakan pertempuran tiga hari di Ramadi menewaskan 500 orang dan ribuan mengungsi dari kota itu, yang terletak 125 kilometer arah barat dari ibukota Irak, Baghdad. Sabah Karhout Al Helbusi, kepala dewan provinsi Anbar, hari Senin mengatakan kepada VOA bahwa “bencana kemanusiaan” sedang berlangsung di kota itu.

Sementara juru bicara Pentagon, Kolonel Steve Warren hari Senin mengakui kemenangan ISIS merupakan kemunduran, yang disebutnya sebagai "pasang dan surut pertempuran yang berat, rumit dan sengit".

Koalisi anti-ISIS pimpinan Amerika telah menarget posisi-posisi militan itu di Ramadi dan sekitarnya dengan serangan udara hampir setiap hari sejak Oktober. Demikian menurut laporan harian dari Pentagon. Pemboman dilakukan secara signifikan pada minggu-minggu menjelang direbutnya kota itu oleh ISIS sebelum serangan udara sejak Jumat sampai Senin terhadap satuan-satuan taktis, posisi-posisi tempur, dan gedung-gedung yang dikuasai ISIS.