Mesir Hukum Gantung 6 Orang

Pemimpin Ikhwanul Muslimin, Mohammed Badie mengenakan seragam merah yang mengindikasikan bahwa ia dijatuhi hukuman mati, melambai dari bilik terdakwa di pengadilan darurat di akademi polisi nasional, Kairo timur, Mesir, Sabtu, 16 Mei 2015. (AP Photo/Ahmed Omar)

Mahkamah Militer Mesir menjatuhkan hukuman gantung terhadap enam orang, karena dituduh membunuh dua anggota militer dalam tembak menembak tahun lalu.

Mesir menghukum mati enam orang dengan hukuman gantung hari Minggu (17/5), setelah diputuskan oleh pengadilan militer setelah terjadi tembak-menembak tahun lalu di lokasi yang dicurigai sebagai pabrik bom. Pada waktu yang bersamaan, bahan peledak yang dipasang di luar gedung pengadilan melukai dua orang setelah hukuman mati yang dijatuhkan pada Presiden Mohammed Morsi yang digulingkan.

Enam orang dihukum mati karena menewaskan dua perwira militer dalam tembak-menembak selama satu jam dengan polisi, militer dan pasukan khusus di utara Kairo bulan Maret 2014.

Para pejabat pengadilan mengatakan orang-orang itu juga dituduh sebagai anggota kelompok militan Ansar Beit al-Maqdis, yang berpangkalan di Sinai, dan belakangan ini telah bersumpah setia kepada kelompok Negara Islam atau ISIS.

Amnesty International telah menyerukan pengadilan ulang di pengadilan sipil untuk orang-orang itu, dengan mengatakan “sedikitnya tiga orang dari mereka ditahan secara rahasia pada waktu mereka dijatuhi hukuman atas kejahatan yang mereka lakukan''.

Mesir telah berjuang untuk mencegah kekerasan oleh militan, tetapi serangan di sana- sini telah berkembang menjadi pemberontakan penuh setelah Morsi digulingkan bulan Juli 2013 oleh militer.

Sebelumnya, pengadilan Mesir menjatuhkan hukuman mati pada Morsi dan lebih dari 100 orang lainnya hari Sabtu (16/5) karena terlibat dalam pembobolan penjara ketika berlangsung pemberontakan tahun 2011 yang menggulingkan diktator lama Hosni Mubarak.

Segera setelah pembacaan vonis atas Morsi itu, tersangka militan Islam menembak mati tiga hakim hari Sabtu di Semenanjung Sinai, kata para pejabat.

Pada hari Minggu (17/5) kelompok Negara Islam mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, dalam siaran hariannya yang berbahasa Inggris, dan mengklaim menewaskan enam hakim. Tidak ada penjelasan langsung mengenai perbedaan jumlah korban dalam buletin, yang dipasang oleh SITE Intelligence Group, sebuah perusahaan Amerika yang memantau kegiatan jihadis.

Sementara itu, para pejabat mengatakan sebuah bom meledak Sabtu malam di luar gedung pengadilan utama di kota Assiut, di selatan Mesir, mengakibatkan seorang perwira polisi luka parah.

Minggu pagi, ledakan sebuah bom melukai seorang anak perempuan di dekat gedung pengadilan di kota Port Said, Laut Tengah, kata mereka.

Semua pejabat berbicara tanpa mau disebut namanya, karena katanya mereka tidak berwenang untuk berbicara kepada wartawan.