Menteri Jepang: Skandal Mitsubishi Ancam Industri Otomotif

Pimpinan Mitsubishi Motors Tetsuro Aikawa (kanan) dan wakilnya Ryugo Nakao membungukkan badan sebelum memulai konferensi press di Tokyo, 20 April 2016 (Foto: dok).

Menteri Transportasi Jepang ingin Mitsubishi jujur ​​dengan pelanggannya setelah pengungkapan manipulasi data efisiensi bahan bakar yang dilakukan perusahaan itu pada lebih dari 620.000 mobil.

Keiichi Ishii mengatakan Jumat (23/4), dia ingin perusahaan itu "merespons dengan ketulusan" untuk setiap pertanyaan pelanggan. Menurutnya, Mitsubishi juga harus mempertimbangkan kemungkinan membeli kembali mobil tersebut.

"Ini adalah masalah serius yang dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan terhadap industri otomotif negara kita," kata menteri transportasi itu.

Kantor berita Reuters melaporkan seorang pejabat Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Nasional AS telah meminta Mitsubishi untuk memberi informasi tentang kendaraan yang dijual di AS

Pada hari Kamis, peneliti Jepang mengunjungi fasilitas Mitsubishi Motors di Nagoya setelah perusahaan itu mengaku memalsukan data jarak tempuh.

Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga mengatakan pemerintah ingin secepat mungkin mengungkapkan sejauh mana ketidakakuratan itu dan menangani situasi itu dengan ketat.

Mitsubishi mengatakan beberapa karyawan, yang tidak diidentifikasi, bertanggung jawab atas penipuan tes efisiensi itu,yang membuat mobil tampaknya memiliki efisiensi bahan bakar yang lebih baik hingga 10 persen.

Kendaraan yang disebut mobil mini ini populer di Jepang sebagian karena hemat BBM. Beberapa model yang terimbas termasuk mobil yang diproduksi untuk Nissan.

Saham Mitsubishi merosot 13 persen Jumat dan sempat turun 16 persen. Saham perusahaan itu anjlok 20 persen Kamis, setelah turun 15 persen pada hari Rabu. [as/uh]