Menko Perekonomian: Perdagangan Saham Indonesia Masih Terbaik di Dunia

  • Iris Gera

Menko Perekonomian, Hatta Rajasa: anjloknya IHSG dalam dua minggu terakhir lebih disebabkan karena kepanikan pasar global.

Menko Perekonomian, Hatta Rajasa meminta pelaku pasar di Indonesia tidak terbawa panik, sehingga dapat kembali mengangkat IHSG kembali normal.

Pemerintah mengklaim hasil perdagangan saham di Indonesia masih yang terbaik di dunia meski saat ini sedang mengalami penurunan.

Kepada pers di Jakarta, Senin, Menko bidang Perekonomian, Hatta Rajasa menegaskan IHSG masih mampu menjadi yang terbaik di dunia meski sepanjang dua minggu terakhir ini sempat menurun di atas 10 persen dari angka psikologis selama ini yaitu 4.000.

Menko Hatta Rajasa menjelaskan bahwa kondisi perdagangan saham di sebuah negara jangan hanya dilihat dalam satu atau dua hari namun dilihat dari kinerja sepanjang satu tahun terakhir. Ia mengingatkan selama tahun 2011 IHSG jauh lebih baik dibanding perdagangan saham di bursa negara-negara lain.

Hatta Rajasa juga berpendapat anjloknya IHSG dalam dua minggu terakhir lebih disebabkan karena kepanikan pasar global dan regional.

“Kita tidak perlu panik, yang pertama tidak berkaitan dengan fundamental kita, kinerja pasar modal kita masih tetap relatif terbaik kalau kita ukur, artinya persoalan ini adalah persoalan global dimana ada kekhawatiran yang berlebihan dari para pelaku terhadap trend kemungkinan terjadinya penurunan pertumbuhan,” tegas Menko Perekonomian.

Selain hasil perdagangan saham di Indonesia dinilai akan tetap tumbuh positif demikian pula kinerja perbankan di Indonesia cukup kuat menahan gejolak perekonomian global saat ini yang disebabkan oleh melemahnya perekonomian Amerika dan Eropa.

Hal itu disampaikan sejumlah pengamat ekonomi dan pengamat perbankan termasuk yang disampaikan Ryan Kiryanto, Kepala Ekonom Bank Negara Indonesia atau BNI. Menurutnya masih positifnya kinerja perbankan di Indonesia juga dinilai oleh Dana Moneter Internasional atau IMF.

“Perbankan Indonesia tahan dan kuat menghadapi krisis, itu sebuah penilaian yang saya kira obyektif karena dilakukan oleh lembaga independen yaitu IMF nah mungkin hasil publikasi IMF itu kan menyebar keseluruh dunia sehingga seluruh dunia jadi tau oh ternyata sistem perbankan di Indonesia itu punya daya tahan atau resiliensi yang tinggi terhadap kemungkinan-kemungkinan krisis,” ujar Ryan Kiryanto.

Dalam penutupan Senin sore di Bursa Efek Indonesia, IHSG berada pada level 3.316 melemah 110 poin dibanding penutupan akhir minggu lalu.

Sementara itu nilai tukar rupiah ditutup pada level Rp 9.050 per dollar Amerika melemah dibanding penutupan akhir minggu lalu yaitu Rp 8.950 per dollar Amerika. Meski demikian pemerintah optimistis minggu ini IHSG dan nilai tukar rupiah akan menguat karena para investor kemungkinan sudah mulai tenang menghadapi kondisi pasar.