Perusahaan AS Produksi Bahan Bakar Diesel dari Minyak Goreng

  • Steve Baragona

Diane Kearns dari Shenandoah Agricultural Products di Winchester, VA, menjual minyak goreng kanola ke berbagai rumah makan kemudian membeli kembali minyak bekas pakai untuk didaur ulang sebagai bahan bakar diesel.

Bahan bakar diesel mudah dibuat dari minyak kedelai, kanola, atau lainnya yang biasanya dipakai di dapur.

Keripik kentang yang baru selesai digoreng merupakan salah satu menu yang paling laris di Rumah Makan Cork Street di Winchester, Virginia. Keripik ini merupakan makanan pendamping iga panggang dan berbagai hidangan lainnya.

Pengelola dapur rumah makan Cork Street ini, Chris Bennett, membeli minyak goreng dari Shenandoah Agricultural Products, sebuah perusahaan kecil yang tidak jauh dari situ.

Setelah rumah makan itu selesai menggunakan minyak goreng, perusahaan Shenandoah membeli kembali minyak bekas pakai itu.

“Mereka mengolahnya menjadi biodiesel,” ujar Bennett.

Biodiesel adalah bahan bakar yang berasal dari tumbuhan, bukan minyak bumi. Perusahaan Shenandoah menjalankan alat-alat pertaniannya dengan minyak bekas itu. Diane Kearns, pimpinan perusahaan itu mengatakan, “Manusia dan berbagai hal yang ada di dunia hanya merupakan bagian dari fenomena yang lebih besar. Bila kita bisa melakukan berbagai hal secara berkesinambungan dan ramah lingkungan, itu akan sangat membantu serta harus dijalankan secara ekonomis pula.”

Usaha pertanian di wilayah ini menurun karena derah-daerah di sekitarnya berkembang menjadi perkotaan. Kearns mengatakan ingin mencari jalan untuk mempertahankan bisnis pertanian di wilayahnya sambil melestarikan lingkungan. Ia berpendapat mengolah bakan bakar dari tumbuhan bisa membantu. Tetapi, katanya ia tidak melakukan itu demi uang.

“Alasan saya melakukan ini tidak untuk mencetak jutaan dolar, tetapi untuk memberdayakan pertanian setempat dan membuktikan bahwa kita bisa bertahan dengan melakukan hal ini,” ujarnya.

Caranya adalah Kearns menanam kanola dan mitra bisnisnya, Josh Leidhecker, mengolahnya menjadi minyak goreng dan menjualnya ke berbagai rumah makan setempat. Mereka kemudian membeli kembali lagi minyak bekas itu dan mengolahnya menjadi bahan bakar biodiesel dengan sistem yang dirancang dan dibuat oleh Leidhecker sendiri.

Leidhecker bahkan mengembangkan alat pengolah kanola itu di kereta gandengan traktornya.

“Kami merancang sistem yang memudahkan kami mendatangi pelanggan dan mengolah kanola itu untuk mereka di fasilitas mereka,” papar Leidhecker.

Dengan sistem yang bisa berpindah-pindah dan dengan proses kimia yang sederhana, Leidhecker mengatakan pembuatan biodiesel bisa dilakukan di mana saja di dunia di mana petani menghasilkan biji-bijian untuk membuat minyak.

Kearns menambahkan, sistem itu juga ekonomis, karena biayanya sama seperti membuat bahan bakar diesel biasa.