PM Rusia: Serangan di Suriah Bukan untuk Pertahankan Assad

PM Rusia Dmitry Medvedev menegaskan Sabtu (17/10) bahwa serangan Rusia menarget kelompok ISIS di Suriah (foto: dok).

PM Rusia hari Sabtu (17/10) menegaskan bahwa tujuan militer Rusia di Suriah adalah membela kepentingan nasionalnya dan mengalahkan kelompok ISIS, bukan untuk mempertahankan kekuasaan Presiden Bashar al-Assad.

Dalam wawancara dengan stasiun televisi Rossiya, Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev mengatakan, tidak penting bagi Rusia siapa yang memimpin Suriah di masa depan, asalkan bukan ISIS. "Yang penting harus pemerintah yang beradab dan sah," ujar Medvedev.

Menurut Medvedev, Amerika dan negara-negara lain seharusnya membahas isu-isu politik. Sehari sebelumnya, dalam wawancara lain di stasiun televisi pemerintah Rusia, Medvedev mengecam Amerika karena menolak mengadakan pembicaraan dengan Rusia dan Suriah. Ia menyebut sikap Amerika itu "konyol" dan menilai efektivitas serangan udara koalisi pimpinan Amerika "hampir nol."

Dalam pernyataan hari Sabtu (17/10), Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, angkatan udara melancarkan 36 serangan di Suriah, menghantam 49 target ISIS di Hama, Idlib, Latakia, Damaskus dan daerah Aleppo dalam 24 jam terakhir.

Sementara itu, Pentagon mengumumkan, pasukan militer koalisi melancarkan dua serangan udara terhadap sasaran ISIS di Suriah, dan 19 serangan di Irak, berkoordinasi dengan pemerintah Irak.

Di Washington hari Jumat (16/10), Presiden Amerika Barack Obama mengomentari serangan Rusia di Suriah, dengan menyatakan serangan darat di negara itu "tidak akan berhasil."

Meskipun Rusia dan Iran mengirim lebih banyak pasukan ke Suriah, Presiden Obama berpendapat, "Itu juga tidak akan berhasil.”

“Karena mereka hendak mendukung rezim, yang menurut mayoritas rakyat Suriah, tidak sah," ujar Obama.

Pernyataan Obama disampaikan ketika Amerika dan Rusia secara prinsip mencapai kesepakatan untuk menghindari pesawat masing-masing karena kedua negara melancarkan serangan udara di Suriah. Menurut Obama, itulah satu-satunya hal yang disepakati kedua negara sejak Rusia memulai serangan militernya yang kontroversial pada akhir September.

Obama menambahkan, sejauh ini, "tidak ada kesepakatan dalam hal strategi (antara AS dengan Rusia di Suriah)."

Tentara Suriah hari Jumat memulai serangan di provinsi Aleppo, serangan terbaru untuk merebut kembali wilayah di tengah konflik yang berkepanjangan, baik dengan militan ISIS maupun melawan kelompok-kelompok oposisi pemerintah.

Kantor berita Interfax melaporkan, pejabat-pejabat Rusia juga mengatakan serangan udara mereka memungkinkan tentara Suriah "melancarkan serangan di seluruh negara itu."

Sumber-sumber berita di Suriah dan Rusia mengklaim pasukan pemerintah Suriah merebut beberapa kota di sejumlah provinsi, termasuk Latakia, Aleppo, Idlib, Hama, dan Homs. [ka/ii]