Mahasiswa Hong Kong Desak Presiden China Jalankan Agenda Reformasi

Para demonstran pro-demokrasi di luar kantor-kantor pusat pemerintahan di daerah Admiralty, Hong Kong (10/10). (AP/Kin Cheung)

Mereka menuntut Presiden Xi Jinping agar membolehkan warga Hong Kong memilih sendiri pemimpin mereka.

Dua kelompok mahasiswa yang melakukan protes pro-demokrasi di Hong Kong menulis surat terbuka kepada Presiden China Xi Jinping, memintanya agar mempertimbangkan reformasi politik di negara kota semi-otonomi China itu.

Surat itu, yang dimuat Sabtu (11/10) di harian South China Morning Post, mengatakan pemimpin Hong Kong Leung Xhun-ying patut disalahkan atas gelombang demonstrasi anti-pemerintah di jalanan Hong Kong dalam dua minggu ini.

Mereka menuntut Presiden Xi agar membolehkan warga Hong Kong memilih sendiri pemimpin mereka, dan mengatakan Leung dan pemerintahannya yang pro-Beijing itu telah berulangkali mengabaikan kehendak rakyat.

Jumlah demonstran melonjak lagi, setelah pihak berwenang membatalkan pertemuan dengan para pemimpin demonstrasi. Sejumlah laporan mengatakan jumlahnya naik dari ratusan pada awal minggu menjadi ribuan.

Sementara itu, Partai Komunis yang berkuasa di China kembali menuduh Amerika berada di balik demonstrasi pro-demokrasi itu yang telah melumpuhkan beberapa wilayah Hong Kong.

Tajuk rencana edisi Sabtu di halaman depan Harian Rakyat milik partai itu menyebut pejabat, LSM dan media Amerika berusaha mengobarkan revolusi di sana.

Amerika mengatakan ingin warga Hong Kong mempunyai hak pilih sepenuhnya, tetapi belum menyatakan dukungan bagi gerakan mahasiswa itu yang tampaknya terus memperoleh momentum.