Laporan ASPI: Ribuan Masjid di Xinjiang Dihancurkan

Sebuah masjid yang dihancurkan tdi kota Kashgar, di provinsi Xinjiang barat laut China. (Foto: Bahram Sintash)

Sebuah lembaga kajian Australia Jumat (25/9) merilis sebuah laporan yang menyebutkan bahwa pihak berwenang China menghancurkan ribuan masjid di Xinjiang.

Laporan yang dirilis Lembaga Kebijakan Strategis Australia (ASPI) itu secara tidak langsung mendukung pernyataan sejumlah kelompok HAM yang menyebutkan bahwa lebih dari satu juta orang Uighur dan kelompok minoritas Muslim lainnya dipenjarakan di kamp-kamp yang dibangun di wilayah barat laut Xinjiang, sementara penduduk setempat lainnya dipaksa untuk menghentikan kegiatan tradisional dan keagamaan mereka.

Menurut kantor berita AFP, ASPI melaporkan, berdasarkan pencitraan satelit yang mendokumentasikan ratusan tempat suci dan pemodelan statistik, sekitar 16.000 masjid telah dirusak atau dihancurkan. Kebanyakan tindakan penghancuran itu dilangsungkan dalam tiga tahun terakhir. Sekitar 8.500 masjid bahkan sepenuhnya dihancurkan.

Petugas keamanan Uighur berpatroli di dekat Masjid Id Kah di Kashgar, Xinjiang China barat, 4 November 2017. (Foto: dok).


Laporan ASPI juga menyebutkan, masjid-masjid yang selamat dari tindakan penghancuran adalah masjid-masjid yang kubah dan menaranya telah dicabut -- sebuah langkah yang diduga sengaja dilakukan para pengurus masjid untuk mengelabui pihak berwenang.

Selain masjid, banyak tempat yang dianggap suci oleh Muslim dihancurkan di Xinjiang. ASPI memperkirakan, hanya dua pertiga jumlah tempat itu yang saat ini masih berdiri.

Sementara ribuan masjid dihancurkan di Xinjiang, ASPI mendapati bahwa tidak ada satupun gereja atau kuil Buddha dirusak di Xinjiang.

Menanggapi laporan itu, pemerintah China, Jumat, menegaskan bahwa semua warga Xinjiang menikmati kebebasan agama sepenuhnya. Kementerian Luar Negeri China menuding ASPI tidak memiliki kredibilitas akademi dan memproduksi laporan yang anti-China dan kebohongan-kebohongan yang anti-China. [ab/uh]