KTT Tingkatkan Harapan Pemulihan Hubungan Korea Utara dan Korea Selatan

  • Daniel Schearf

Ketua delegasi Korea Selatan Kim Kyou-hyun (dua dari kanan) berjabat tangan dengan ketua delegasi Korea Utara Won Tong Yon (tiga dari kiri) dalam pertemuan di desa perbatasan Panmunjom, Korea Selatan (12/2).

Korea Selatan dan Korea Utara telah melangsungkan beberapa pertemuan tingkat tinggi dalam tujuh tahun ini, meningkatkan harapan terwujudnya pemulihan hubungan antar kedua negara.
Korea Utara meminta perundingan tingkat tinggi yang tidak diperkirakan sebelumnya, yang dibuka hari Rabu (12/2). Korea Selatan mengatakan tidak ada agenda resmi ataupun batas waktu, tetapi perundingan itu akan mencakup reuni antar-keluarga.

Pejabat-pejabat dari kedua Korea telah bertemu di desa gencatan senjata Panmunjom, yang terletak di sepanjang perbatasan yang dijaga sangat keta, yang dikenal sebagai zona demiliterisasi.

Korea Selatan mengirim beberapa wakil dari kantor presiden dan Kementerian Unifikasi dan Pertahanan. Sementara Korea Utara diwakili pejabat-pejabat Partai Pekerja Korea, militer dan Komisi Reunifikasi Damai Korea.

Kim Yong-hyun – pakar tentang Korea Utara di Universitas Dongguk mengatakan peningkatan dialog ini menunjukkan bahwa Korea Utara ingin menunjukkan citra yang lebih baik dan memulai kembali perundingan enam negara terkait program nuklirnya. Sebaliknya – ujar Kim – bisa juga dinilai bahwa Korea Utara sedang berupaya menunjukkan sikap yang hangat secara tidak langsung terhadap Amerika.

Isyarat yang ditunjukkan Korea Utara, sehari sebelum Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry berkunjung ke Korea Selatan ini, mungkin menunjukkan niat Korea Utara untuk memulihkan hubungan antar-Korea.

Korea Utara mendorong dimulainya kembali perundingan nuklir yang melibatkan kedua Korea, China, Jepang, Rusia dan Amerika. Tetapi Amerika, Korea Selatan dan China menginginkan isyarat yang tulus dari Korea Utara sebelum memulai kembali perundingan itu.

Perundingan tingkat tinggi ini juga dilakukan sepekan sebelum reuni antara 180 keluarga yang terpisah sejak Perang Korea tahun 1950an yang telah direncanakan sebelumnya.

Reuni – yang pertama sejak tahun 2010 – sedianya akan diselenggarakan pada bulan September lalu. Tetapi Korea Utara menundany, dengan alasan Korea Selatan menunjukkan sikap bermusuhan dan arogan.

Korea Utara bulan lalu menyepakati reuni selama enam hari mulai tanggal 20 Februari di kota peristirahatan Mount Kumgang. Tetapi Korea Utara mengancam untuk kembali membatalkan rencana itu pekan lalu, kecuali Amerika dan Korea Selatan membatalkan latihan militer bersama.

Korea Utara menilai latihan militer tahunan itu sebagai persiapan invasi, sementara Amerika dan Korea Selatan mengatakan mereka menjaga kesiagaan terhadap provokasi Korea Utara.

Meskipun terjadi ketegangan, analis politik Kim Yong-hyun mengatakan Korea Utara tampaknya tidak akan menunda reuni kali ini.