KTT G7 Bahas Isu Ekonomi Global

KTT G-7 di Jerman

Para pemimpin tujuh negara demokrasi dan industri utama di dunia kini mengikuti KTT G-7, yang pada hari pertama akan membahas isu ekonomi global dan perundingan untuk liberalisasi peraturan perdagangan. Pertemuan itu juga akan memusatkan perhatian pada pertempuran yang terus berlanjut di Ukraina.

Pemimpin tujuh negara utama dunia itu diperkirakan juga akan membahas beberapa krisis dunia, termasuk kemajuan yang dicapai kelompok ISIS di Irak dan Suriah, serta krisis di Libya dan Yaman.

Juga ada isu mendesak terkait dua negara adidaya, yaitu China dan Rusia. China, yang sedang membangun sarana di kawasan Pasifik yang bisa digunakan untuk mengontrol jalur pelayaran. Sementara Rusia, masih terus memberi dukungan kepada kelompok separatis di Ukraina Timur.

Presiden Amerika Barack Obama mengatakan ini adalah merupakan tantangan-tantangan yang sulit.

“Kami akan membahas masa depan bersama kita, ekonomi global yang menciptakan lapangan pekerjaan dan kesempatan, mempertahankan Uni Eropa yang kuat dan makmur, membina kemitraan perdagangan baru dengan kawasan Atlantik, melawan agresi Rusia di Ukraina, memerangi ancaman dari kekerasan ekstrimis hingga ke isu perubahan iklim,” ujarnya.

Partisipasi Rusia dari kelompok ini dibatalkan tahun lalu setelah negara itu melakukan invasi dan aneksasi terhadap kawasan Krimea di Ukraina. Beberapa negara anggota G-7 ikut memberlakukan sanksi luas terhadap Rusia guna menekan Presiden Vladimir Putih agar mengubah kebijakannya.

“Kita semua ingin Rusia duduk di meja ini dalam formasi G-8,” ujar Presiden Dewan Eropa Donald Tusk. “Tetapi kelompok kami tidak hanya merupakan kelompok kepentingan politik dan ekonomi, tetapi yang utama adalah komunitas yang memiliki nilai-nilai, itulah sebabnya Rusia tidak ada disini sekarang dan tidak akan diundang selama masih bersikap agresif terhadap Ukraina dan negara-negara lain.”

Tusk menambahkan ia ingin agar KTT itu “mempertegas persatuan G7 dalam kebijakan sanksinya” terhadap Rusia, dan memperkuat kebijakan sanksi tersebut.

Pejabat Amerika dan Eropa mengakui bahwa sanksi-sanksi itu belum menghasilkan perubahan yang mereka inginkan, tetapi mereka mengatakan langkah itu telah sangat merugikan ekonomi Rusia, dan seharusnya menimbulkan dampak pada kebijakan atas Ukriana dalam jangka panjangnya.

Perdana Menteri Irak Haider Al-Abadi hari Senin (8/6) akan bergabung dengan para pemimpin G-7 itu untuk membahas perlawanan terhadap ISIS, dan beberapa pemimpin Afika akan mengikuti pertemuan itu untuk membahas perkembangan kebijakan kesehatan dan hak-hak perempuan. Pemimpin-pemimpin itu juga ingin menyepakati kebijakan perubahan iklim menjelang KTT di Paris bulan Desember mendatang, dimana targetnya adalah mencapai perjanjian global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

Seperti KTT G-7 sebelumnya dan acara-acara serupa lainnya, KTT kali ini mengundang demonstran yang melakukan unjuk rasa dimana mereka menuduh negara-negara besar dunia bertanggung jawab atas masalah-masalah dunia. Lebih dari 15 ribu personil keamanan Jerman melakukan penjagaan guna mencegah demonstran tidak menggangu KTT tersebut.