Korut Sebut Penasihat Keamanan AS ‘Pendukung Perang’

Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat, John Bolton di New London, Connecticut, 22 Mei 2019. (Foto: dok).

Korea Utara, Senin (27/5) menyebut Penasihat Keamanan Nasional Amerika John Bolton sebagai “pendukung perang” dan “manusia rusak” setelah ia menggambarkan uji coba misil jarak pendek Korea Utara baru-baru ini sebagai pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB.

Pernyataan seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara yang tidak disebutkan namanya itu muncul sewaktu Presiden Donald Trump mengunjungi Jepang untuk mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Shinzo Abe. Dalam pertemuan itu, kebuntuan masalah nuklir dengan Korea Utara diperkirakan menjadi agenda penting.

Bolton mengatakan kepada wartawan di Tokyo, hari Sabtu (25/5) bahwa tidak ada keraguan peluncuran misil Korea Utara baru-baru ini melanggar resolusi-resolusi PBB, dan bahwa sanksi-sanksi terhadap Korea Utara harus tetap dipertahankan. Trump belakangan meremehkan uji coba misil tersebut, dengan menulis cuitan, “Korea Utara menembakkan sejumlah senjata kecil, yang mengganggu sebagian orang saya, dan yang lainnya, tapi bukan saya.”

BACA JUGA: Trump dan Bolton Berbeda Pendapat soal Ancaman Nuklir Korea Utara

Korea Utara menguji coba misil-misil balistik jarak pendek pada 4 dan 9 Mei, mengakhiri jeda peluncuran yang dimulai pada akhir 2017. Uji coba itu dipandang sebagai cara Korea Utara untuk menekan Washington agar melunakkan sikap mengenai pelonggaran sanksi-sanksi terhadap negara tersebut tanpa membuat perundingan itu gagal.

Dalam pernyataan yang dimuat kantor berita resmi KCNA, juru bicara Korea Utara mengatakan negaranya menggunakan haknya membela diri dengan peluncuran tersebut. Ia mengatakan Korea Utara tidak pernah mengakui resolusi Dewan Keamanan PBB, yang dianggapnya secara ilegal menyangkal “hak-haknya untuk eksis dan membangun sebuah negara yang berdaulat.”

“Jika ada objek diluncurkan, benda itu akan terbang dalam lintasannya,” kata juru bicara itu. Ia mengatakan tuntutan agar Korea Utara menghentikan semua peluncuran teknologi balistiknya berapapun daya jangkaunya sama saja dengan meminta negara itu melepaskan haknya untuk membela diri. [uh]