Korea Utara Bebaskan 2 Warga Korea Selatan

  • Brian Padden

Dua tentara Korea Utara melakukan patroli di komplek industri Kaesong dekat perbatasan Korea Selatan (foto: dok). Korut membebaskan 2 warga Korsel yang masuk secara ilegal ke wilayahnya bulan lalu.

Pembebasan dua warga Korea Selatan itu diambil setelah Korea Utara mengisyaratkan siap melakukan perundingan perdamaian dengan tetangganya itu, tetapi dengan beberapa syarat.

Juru bicara kementerian unifikasi Korea Selatan Park Soo-jin hari Rabu (17/6) mengkonfirmasi pembebasan dua warga negaranya itu, yang dikatakan masuk Korea Utara secara gelap lewat perbatasan dengan China pada 11 Mei lalu.

Park mengatakan pihaknya menerima kedua warga negaranya itu pukul 10.15 pagi. Keduanya dipulangkan lewat pos pemeriksaan Panmunjom, yang terletak di sebuah desa terbengkalai di dalam zona demiliterisasi di perbatasan kedua negara Korea itu.

Kementerian unifikasi itu tidak merinci motif dibalik pembebasan kedua warganya itu ataupun identitas mereka, tetapi mengatakan akan menyelidiki bagaimana mereka masuk Korea Utara.

Ada spekulasi kedua orang itu adalah misionaris Kristen. Kegiatan keagamaan sangat dibatasi oleh rezim Korea Utara yang otoriter.

Di masa lalu, banyak misionaris ditangkap karena melanggar larangan penyebaran agama atau diduga melakukan kejahatan terhadap negara. Beberapa diantaranya dibebaskan sesudah dimohon oleh keluarga atau pihak berwenang dari negara asal mereka.

Korea Utara memberitahu Korea Selatan tentang pembebasan kedua orang itu hari Senin lewat Palang Merah Internasional. Mereka tidak memberi informasi apapun tentang empat warga Korea Selatan lain yang mereka tahan, termasuk dua orang yang mengaku sebagai mata-mata Korea Selatan dan seorang mahasiswa berusia 21 tahun yang memiliki izin tinggal di Amerika.

Pembebasan itu berlangsung beberapa hari setelah Korea Utara menegaskan niatnya untuk memulai lagi negosiasi dengan Korea Selatan. Namun, kata Korea Utara, dengan syarat Korea Selatan menangguhkan semua latihan militer gabungan dengan Amerika dan melarang para aktivis Korea Selatan melakukan propaganda anti-Pyongyang di seluruh wilayah perbatasan.

Korea Selatan ingin melakukan pembicaraan bilateral tanpa ketentuan apapun. Hubungan Korea Utara dengan Selatan serta dunia internasional saat ini sedang dalam masa kritis.

Amerika dan Korea Selatan ingin negara komunis itu menghentikan program nuklirnya sebelum melakukan perundingan apapun pada skala internasional. Keduanya mendukung peningkatan tekanan diplomatik dan rangkaian sanksi selama Korea Utara belum memenuhi tuntutan tersebut.

Kim Yong-hyun, profesor kajian Korea Utara pada Universitas Dongguk, hari Rabu mengatakan pembebasan tahanan itu bisa menjadi kesempatan untuk berdialog.

Menurutnya, pembebasan itu bukanlah bentuk kemajuan hubungan antara kedua negara Korea. Tetapi hal itu bisa menjadi semacam pelumas untuk menyelesaikan berbagai masalah antara kedua negara.