Korea Selatan Usulkan Reuni Keluarga Perang Korea

Presiden Korea Selatan Park Geun-hye menyampaikan sambutannya dalam peringatan Kemerdekaan Korea dari penjajahan Jepang tahun 1945 di Seoul, Korea Selatan (15/8).

Presiden Korea Selatan Park Geun-hye mengusulkan dilanjutkannya reuni keluarga yang terpisah oleh perang Korea tahun 1950-an, sehari setelah kedua Korea sepakat memulai kembali proyek industri bersama.
Dalam pidato televisi hari Kamis untuk memperingati ulang tahun kemerdekaan Korea dari Jepang, Presiden Park menyarankan agar reuni keluarga diadakan sekitar hari libur panen Chuseok tahunan bulan depan.

Korea Utara mengusulkan pembicaraan bulan lalu untuk melanjutkan reuni keluarga, tetapi kemudian menarik kembali tawaran tersebut. Korea Utara belum menanggapi usul terbaru Korea Selatan itu.

Reuni belum diadakan dalam tiga tahun ini. Reuni adalah satu bagian utama “Kebijakan Sinar-Matahari” Seoul atau kebijakan hubungan yang lebih hangat dengan Korea Utara, yang berakhir dengan terpilihnya pendahulu Park, Lee Myung Bak. Sekitar 20 ribu orang Korea dapat bertemu dengan anggota keluarga yang terpisah dalam reuni tersebut.

Presiden Park juga mengusulkan pembangunan taman perdamaian di zona penyangga yang dikawal militer dengan ketat, yang memisahkan kedua negara, yang disebut oleh presiden Park “warisan perpecahan dan konfrontasi.”

Pidatonya diucapkan sehari setelah kedua Korea mencapai persetujuan bersejarah untuk membuka kembali kompleks industri Kaesong yang secara simbolis itu, yang ditutup sebelumnya tahun ini pada waktu ketegangan militer yang meningkat.

Park menyambut baik persetujuan itu, dengan mengatakan dia berharap itu akan membetulkan praktek-praktek yang salah hubungan masa lampau antar Korea dan membantu menciptakan era baru dalam hubungan berdampingan dengan negara tetangga.