Koordinator PBB di Gaza: Kerja Sama Israel Penting untuk Pengiriman Bantuan Kemanusiaan

  • Associated Press

Sejumlah anak-anak berjalan membawa bantuan makanan di wilayah Jabalia, di utara Jalur Gaza, pada 22 April 2024. (Foto: Reuters/Mahmoud Issa)

Koordinator senior kemanusiaan PBB untuk Gaza mengatakan waktu terus berjalan dan masa depan banyak orang “dalam bahaya” sementara badan tersebut terus bekerja di tengah keadaan sulit yang terjadi wilayah kantong itu.

Sigrid Kaag, pada Rabu (24/4), melukiskan gambaran mengerikan tentang apa yang terus dilihat timnya di lapangan: kematian, kehancuran, kelaparan, penyakit, dan runtuhnya ketertiban sipil.

“Kita mempunyai tanggung jawab bersama untuk mendapatkan gencatan senjata kemanusiaan segera di Gaza, pembebasan segera semua sandera dan tanpa syarat, dan pengiriman bantuan kemanusiaan tanpa hambatan,” kata Kaag. Ia menambahkan, meskipun Israel telah membuat beberapa komitmen awal bulan ini, masih banyak hal yang harus dilakukan.

Sementara itu, militer Israel menyatakan pihaknya mengerahkan dua brigade cadangan untuk misi di Jalur Gaza.

BACA JUGA: Panel AS Tuduh Pasukan Israel Lakukan ‘Pola Kejahatan Perang Sistematis’

Pengumuman pada hari Rabu itu muncul sementara Israel bersiap melakukan invasi darat ke Rafah, kota di Gaza Selatan, yang menurut Israel adalah benteng besar terakhir Hamas.

Lebih dari separuh penduduk Gaza yang berjumlah 2,3 juta jiwa kini berlindung di kota itu. Serangan di wilayah tersebut telah meningkatkan kekhawatiran internasional akan potensi bahaya bagi warga sipil.

Mengenai serangan itu, Kaag mengatakan: “tindakan seperti itu akan memperburuk bencana kemanusiaan yang sedang terjadi, berdampak pada orang-orang yang sudah mengungsi dan menanggung kesulitan dan penderitaan yang parah. Kemampuan PBB untuk mengirim bantuan juga akan dibatasi.”

Israel secara bertahap mengurangi jumlah pasukan di wilayah itu, tetapi menurut para pejabat, hal tersebut dilakukan untuk menggalang kekuatan, sementara tentara bersiap pindah ke Rafah. Israel menganggap invasi ke Rafah perlu guna memenuhi tujuan perangnya: menghancurkan kemampuan militer dan pemerintahan Hamas. [ka/jm]