Kongres AS Tolak Pemotongan Dana bagi Misi ke Libya

Jurubicara Gedung Putih Jay Carney menyatakan kekecewaan atas penolakan Kongres untuk menyetujui misi di Libya.

Namun, DPR AS juga menolak menyetujui peran militer AS di Libya, sebagai bentuk kecaman langsung terhadap keputusan Presiden Obama.

Partai Republik yang menguasai DPR Amerika menolak dua langkah yang bersaingan mengenai peran militer Amerika di Libya, yang selama ini menjadi sumber kemarahan banyak pihak di Kongres.

Anggota DPR hari Jumat melakukan pemilihan suara untuk kedua resolusi itu, menyetujui tindakan militer Amerika yang sedang berlangsung di Libya dan memotong pendanaan operasi militer Amerika di sana.

DPR menolak langkah yang menyetujui dengan perolehan suara 295 banding 123. Pemungutan suara itu tidak berdampak langsung terhadap peran Amerika dalam serangan yang dipimpin NATO terhadap Libya, tetapi bentuk kecaman langsung terhadap Presiden Barack Obama.

Resolusi pendanaan kemudian ditolak dengan perolehan suara 238 banding 180. Langkah itu hanya akan membolehkan pasukan Amerika tetap terlibat kegiatan non-tempur dalam serangan melawan pasukan pemimpin Libya Moammar Gaddafi. Keterlibatan itu akan mencakup upaya pencarian dan penyelamatan, intelijen, pengintaian dan pengisian bahan bakar.

Jurubicara Gedung Putih Jay Carney menyatakan kekecewaan. Kepada wartawan dalam pesawat Air Force One hari Jumat, ia mengatakan kini bukan saatnya mengurangi tekanan terhadap Gaddafi.

Anggota DPR baik dari Partai Republik maupun Demokrat marah karena presiden tidak meminta persetujuan Kongres untuk campur tangan di Libya.

Beberapa anggota DPR menuduh Presiden Obama melanggar Resolusi Wewenang Perang tahun 1973, yang mewajibkan persetujuan Kongres bila pasukan Amerika terlibat pertempuran. Tetapi Obama mengatakan serangan selama tiga bulan ini terhadap Libya bukanlah pertempuran sehingga tidak memerlukan persetujuan Kongres.

Menteri Luar Negeri Hillary Clinton secara pribadi bertemu fraksi Demokrat hari Kamis sebagai upaya terakhir untuk menggalang dukungan bagi misi Libya itu.