Ketika AS Bersiap untuk Pemilu Paruh Waktu, Siapakah yang akan Memberikan Suara?

Petugas Tempat Pemungutan Suara (TPS) tampak memotong stiker "I Voted in Hinds County" untuk dibagikan kepada para pemilih di salah satu TPS di Bolton, Mississippi, pada 7 Juni 2022. (Foto: AP/Rogelio V. Solis)

Pada Selasa, 8 November mendatang, warga Amerika Serikat akan pergi ke TPS untuk memberikan suara dalam pemilu paruh waktu. Pemilu tersebut akan menentukan partai mana yang akan mengendalikan DPR dan Senat AS untuk dua tahun ke depan. Selain itu pemilu ini juga akan memilih banyak posisi legislatif dan eksekutif di tingkat negara bagian.

Jika melihat dari sejarah pemilu sebelumnya, kemungkinan hanya sebagian kecil dari warga AS yang telah memenuhi syarat untuk memberikan suara, yang akan menggunakan hak pilih mereka.

BACA JUGA: Jumlah Kandidat dari Kelompok LGBTQ dalam Pemilu Paruh Waktu AS Pecahkan Rekor

Sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh Pew Research Center pada Agustus lalu mendapati, hanya 36 persen pemilih terdaftar yang mengatakan bahwa mereka telah “banyak memikirkan” pemilu pada November mendatang.

Warga AS yang akan memilih cenderung datang dari populasi yang lebih tua dan warga kulit putih dibanding penduduk dari ras lainnya. Data Pew menunjukkan bahwa 50 persen pemilih yang terdaftar yang berusia 65 tahun atau lebih telah memberikan banyak perhatian pada pemilu, dibandingkan dengan hanya 20 persen dari mereka yang berusia antara 18 sampai 29 tahun yang memikirkan tentang pemilihan itu.

Persentase dari pemilih kulit putih yang terdaftar yang mengatakan bahwa mereka yang memberikan perhatian untuk pemilu mencapai 40 persen, dibandingkan dengan 30 persen pemilih keturunan Hispanik, 27 persen warga kulit hitam, dan 17 persen warga keturunan Asia.

Faktor utama lain yang berkaitan dengan keterlibatan dalam pemilu mendatang mencakup tingkat pendidikan dan pendapatan.

BACA JUGA: Dalam Pemilu Paruh Waktu 2022, Kandidat AS Bersikap Sama Mengenai China

Menurut data Pew, keterlibatan dengan pemilu nanti adalah yang tertinggi di antara individu dengan gelar pasca sarjana yang mencapai 40 persen. Sementara hanya 34 persen lulusan perguruan tinggi tanpa gelar yang lebih tinggi yang dilaporkan menunjukkan antusiasme tinggi pada pemilu mendatang.

Meskipun terdapat banyak isu utama dalam laporan berita AS pada tahun sebelumnya, keadaan ekonomi dipandang sebagai faktor terpenting yang akan dipertimbangkan oleh 77 persen responden dalam survei Pew dalam menentukan pilihannya pada pemilu 8 November nanti. [ps/lt]