Kelompok Pro-Demokrasi Hongkong Tuntut Pembebasan Artis Tiongkok

Para aktivis kelompok pro-demokrasi di Hongkong melakukan unjuk rasa menuntut pembebasan artis Ai Weiwei.

Ai Weiwei, seorang pengecam pemerintah Tiongkok, ditahan pada 3 April dengan tuduhan melakukan “kejahatan ekonomi.”

Aktivis pro-demokrasi di Hongkong melangsungkan protes Senin yang menyerukan pembebasan seniman dan aktivis Tiongkok terkenal Ai Weiwei, yang ditangkap di Beijing sebulan yang lalu.

Ai, seorang pengecam pemerintah Tiongkok, ditahan pada 3 April dengan tuduhan melakukan “kejahatan ekonomi.” Penangkapannya meletupkan protes-protes di seluruh dunia seni internasional dan kecaman dari pemerintahan negara-negara Barat.

Senin, sebuah kelompok yang diilhami oleh karya Ai mempergunakan 1001 buah kursi yang membentuk kata dalam huruf Tionghoa “dipenjara”. Mereka kemudian menjatuhkan kursi-kursi itu sebagai lambang pengakhiran kekuasaan satu partai di Tiongkok.

Ai adalah aktivis internasional paling terkemuka yang ditahan selama penumpasan luas akhir-akhir ini terhadap pengacara, penulis, seniman dan aktivis agama yang membangkang. Polisi disiagakan kalau ada pertemuan publik di kota-kota besar, sebagai bagian dari usaha membrangus protes pro-demokrasi yang diserukan Februari lalu oleh para aktivis di Internet.

Pengacara HAM terkemuka Tiongkok, Li Fangping

Sementara itu, salah satu pengacara HAM Tiongkok yang terkemuka hilang selama tiga hari sementara pembrangusan terhadap pembangkang dan pengacara di Tiongkok terus berlangsung.

Li Fangping hilang Jumat, setelah menelpon istrinya dan mengatakan bahwa agen-agen keamanan negara sedang menunggu dirinya. Lenyapnya Li Fangping terjadi sementara teman dan rekan pengacara Teng Biao pulang setelah ditahan selama dua bulan ditempat yang dirahasiakan.

Li mewakili klien-klien yang kontroversial seperti aktivis Zhan Lianhai, yang mendirikan situs tentang susu tercemar setelah putranya jatuh sakit.

Phelim Kine dari Human Rights Watch mengatakan lenyapnya Li menunjukkan adanya kampanye terorganisir terhadap para pembela HAM di Tiongkok.