Kawanan Bersenjata Serang Hotel di Ibukota Mali

Warga setempat berlarian menyelamatkan diri dari hotel Radisson Blu Hotel di Bamako, Mali (20/11).

Pihak berwenang mengatakan kawanan pria bersenjata itu datang ke hotel tersebut dengan kendaraan berplat korps diplomatik.

Para pejabat di Mali mengatakan sedikitnya empat orang bersenjata yang meneriakkan kalimat-kalimat Islam selagi menguasai sebuah hotel mewah di ibukota negara itu hari Jumat (20/11) telah membunuh tiga dari 170 sandera.

Pihak berwenang mengatakan sekitar 20 sandera telah dibebaskan, dan sebagian dari mereka dibawa pergi dengan ambulan. Laporan-laporan sebelumnya mengatakan orang-orang bersenjata itu membebaskan sandera yang mampu melafalkan ayat-ayat al-Quran.

Para pejabat mengatakan pasukan PBB dan Mali telah mengepung hotel itu. Jalan-jalan menuju hotel itu juga telah ditutup. Pihak berwenang Mali mendesak warganya agar tinggal di mana mereka berada dan tidak keluar selama berlangsung pengepungan hotel itu.​

Warga setempat berkumpul di dekat hotel Radisson Blu di Bamako, Mali, setelah pasukan bersenjata menghujani bangunan itu, 20 November 2015.

Maskapai penerbangan Turki mengatakan enam awaknya terjebak di hotel itu. Warga negara Perancis, Nigeria dan China juga di antara mereka yang disandera.

Pihak berwenang mengatakan kawanan pria bersenjata itu datang ke hotel tersebut dengan kendaraan berplat korps diplomatik.

Kedutaan besar Amerika di Mali hari Jumat mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa “Kedutaan menyadari operasi penembak aktif sedang berlangsung di Hotel Radisson.” Kedutaan mendesak semua warga Amerika dan staf kedutaan agar “berlindung di tempat."

Sebuah sumber keamanan mengatakan kawanan bersenjata itu berada di lantai tujuh di Hotel Radisson Blu di Bamako. “Para jihadis melakukan penembakan di koridor,” kata sumber itu kepada AFP.

Presiden Amerika Barack Obama, yang kini berada di Malaysia, telah diberitahu tentang situasi penyanderaan di Mali itu dan telah meminta stafnya untuk memberikan informasi terkini mengenai perkembangan situasi itu.

Serangan di Mali ini menggarisbawahi ancaman oleh militan Islamis yang masih aktif di Mali utara dan tengah meskipun di negara itu dikerahkan pasukan penjaga perdamaian PBB.

Pasukan militer yang dipimpin Perancis menggulingkan kelompok-kelompok Islamis dari kekuasaan di Mali utara pada tahun 2013. Kelompok-kelompok itu telah merebut kekuasaan di Mali utara setelah kudeta militer di Bamako pada tahun 2012.

Serangan terhadap sebuah restoran yang sering didatangi turis di ibukota Mali bulan Maret lalu menewaskan lima orang. [lt]

Gambar yang dirilis melalui Malikahere.com (kanan) menggambarkan petugas keamanan mendekati lokasi serangan di sebuah hotel di Bamako, Mali, 20 NOvember 2015.