Kasus Peracunan Mata-Mata, Trump Tak Salahkan Rusia

Presiden Amerika Donald Trump

Presiden Amerika Donald Trump hari Selasa (13/3) mengakui, bukti Inggris menunjukkan Rusia mungkin berada di balik peracunan mantan mata-mata Rusia dan putrinya di Inggris, tetapi ia tidak menyalahkan Moskow "sampai kami mendapat fakta secara langsung."

"Tampaknya Rusia adalah pelakunya melihat semua bukti yang mereka miliki," ujar Trump kepada wartawan di luar Gedung Putih.

Trump mengatakan akan berbicara dengan Perdana Menteri Inggris Theresa May hari Selasa tentang serangan terhadap Sergei Skripal dan putrinya, Yulia, di Inggris selatan tersebut.

Baca juga: Menlu Rusia Panggil Dubes Inggris terkait Kasus Peracunan Mantan Mata-mata

Inggris memberi Rusia waktu sampai Selasa untuk menjelaskan bagaimana gas saraf yang dibuat Uni Soviet itu digunakan untuk meracuni Skripal, mantan agen ganda Rusia yang memberi informasi rahasia kepada pejabat-pejabat intelijen Inggris. Jika Rusia tidak mematuhi permintaan itu, May mengatakan, Inggris akan melakukan tindakan pembalasan yang ekstensif.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov hari Selasa bersikeras, Moskow "tidak bisa disalahkan" dan hanya akan bekerja sama dengan penyelidik Inggris jika Rusia mendapat sampel gas saraf yang diyakini telah digunakan. Tetapi Lavrov mengatakan permintaan untuk sampel itu ditolak, sesuatu yang menurutnya melanggar Konvensi Senjata Kimia. Konvensi itu melarang produksi senjata kimia.

Kementerian luar negeri Rusia hari Selasa mengatakan Moskow akan membalas setiap sanksi yang dilakukan Inggris untuk menanggapi serangan tersebut. [ka/ii]