Kapal Mayflower Baru yang Otonom Sepenuhnya Arungi Lautan 

Kapal swakemudi Mayflower di Plymouth, barat daya Inggris, 16 September 2020. (Foto: dok).

Seperti rekan-rekannya, kendaraan swa kemudi di darat, kapal swa kemudi bermunculan sebagai cara baru untuk mengarungi samudera. Wartawan VOA Tina Trinh mengamati Mayflower, kapal nirawak bertenaga surya yang direncanakan melakukan perjalanan dari Inggris ke AS dengan menggunakan kecerdasan buatan.

Diberi nama Mayflower, kapal ini bukanlah kapal dari abad ke-17 yang membawa para pendatang awal dari Eropa ke Amerika. Mayflower yang satu ini tidak berawak dan tidak berpenumpang. Trimaran putih ramping dengan panjang 15 meter itu dipandu oleh kecerdasan buatan.

Kapal nirawak, yang dipelopori oleh penelitian kelautan nirlaba Promare dan perusahaan teknologi IBM, itu sepenuhnya otonom. Sebagai penghormatan kepada Mayflower, yang membawa orang-orang dari Inggris untuk hijrah ke benua baru pada tahun 1620, Mayflower baru berencana melakukan perjalanan trans-Atlantik dari Inggris ke Plymouth, Massachusetts, pada April 2021.

Kepala bagian teknologi IBM Andy Stanford-Clark mengemukakan salah satu tujuan utamanya adalah mengumpulkan data. “Agar kita lebih memahami dampak perubahan iklim dan dampak polusi terhadap samudera,” kata Andy Stanford-Clark.

Your browser doesn’t support HTML5

Sains dan Kesehatan: Kapal Mayflower Baru yang Otonom Sepenuhnya Arungi Lautan

Kapal nirawak dengan kemampuan otonom bukanlah sesuatu yang baru, tapi biasanya dikendalikan dari jarak jauh atau diprogram untuk menempuh rute-rute yang telah ditetapkan.

Mayflower akan memandu perjalanannya sendiri. Stanford-Clark memaparkan, “Begitu berada di samudera, di luar jangkauan jaringan 4G, kapal ini sepenuhnya beroperasi sendiri. Kami berharap mendapat jalur komunikasi melalui satelit namun kami tidak dapat mengandalkan hal tersebut.”

Don Scott, kepala bagian teknologi kecerdasan buatan bidang kelautan menjelaskan, “Kapal itu harus mampu secara mandiri mengindera dan memahami lingkungannya, dan membuat keputusan.”

Teknisi memeriksa lambung dan interior kapal swakemudi Mayflower di lokasi peluncurannya di Turnchapel, Plymouth, barat daya Inggris, 14 September 2020.


Di situlah kecerdasan buatan dan sistem komputerisasi IBM berperan. Stanford-Clark menambahkan, “Kapal ini telah dilatih untuk mengenali ribuan gambar yang terdapat di lautan. Algoritma kecerdasan buatan IBM dapat mengenali gambar-gambar ini, kemudian kapten kecerdasan buatan memutuskan jalur yang ditempuh.”

Bekerja bersama sejumlah kamera dan sensor yang terpasang, kapal itu juga akan melakukan berbagai eksperimen sains. Peneliti memahami sukses tidak dapat dijamin. “Kamera kemungkinan rusak, tertutup air, kemungkinan tidak bisa melihat dengan jelas dari kamera itu,” Don Scott menjelaskan lebih jauh.

“Kami mengatasi semua hal yang sepele itu ketika merancang sistem ini untuk mengakomodasi beberapa kegagalan tersebut.”

400 tahun setelah Mayflower diluncurkan, teknologi tidak diragukan lagi telah jauh berkembang. Namun, semangat Mayflower untuk terus bertahan tetap ada. [mg/ka]