Kampanye Peduli Difabel dan Anti-Polusi, Tuna Rungu Bersepeda Jelajah Jawa-Bali

  • Yudha Satriawan

Kampanye Peduli Difabel dan Anti-Polusi, Tuna Rungu Bersepeda Jelajah Jawa-Bali

Komunitas tunarungu bersepeda Indonesia membuktikan kemampuan mereka bersepeda menjelajahi Pulau Jawa dan Bali, mengkampanyekan Peduli Difabel dan anti polusi.

Sepeda balap berderet di depan kantor Walikota Solo, Jawa tengah, Selasa siang (21/2). Sekitar 10 orang berseragam merah putih bertuliskan Indonesia Deaf Bike Adventure atau komunitas tunarungu Bersepeda Indonesia, berada di samping masing-masing deretan sepeda tersebut.

Salah seorang dari mereka berbicara dengan menggunakan bahasa isyarat menggerakkan tangan. Juru bicara Komunitas Tunarungu bersepeda, Dian Sasmita, mengatakan komunitas tunarungu ini ingin berkampanye Peduli disability dan Gerakan Sehat bersepeda anti polusi.

"Ini adalah komunitas tunarungu bersepeda. Tujuan mereka dari Jakarta ke Bali. Kebetulan kota Solo menjadi tempat transit. Bersepeda ini sebenarnya untuk mengkampanyekan bahwa bersepeda itu dapat mengurangi polusi maupun kemacetan. Bersepeda juga olahraga, menyehatkan. Teman-teman tunarungu di sini kampanye utamanya ingin menyampaikan ke masyarakat bahwa tuna rungu mempunyai kemampuan yang sama dengan mereka yang normal, bukan disability, ” demikian ungkap Dian Sasmita.

Sementara itu, wakil walikota Solo, Hadi Rudyatmo, saat menemui mereka menyatakan dukungan pada kampanye para disability tersebut. Bahkan Rudy bertekad menjadikan kota Solo sebagai kota yang ramah pada pengguna sepeda maupun para pejalan kaki.

Masyarakat Indonesia yang ingin sehat ya harus rajin bersepeda, berolahraga, seperti yang dilakukan komunitas tunarungu bersepeda. Ini menjadi contoh yang baik dan tidak ada salahnya untuk ditiru. Kita mengajak untuk diambil sisi positifnya dulu saja. Kalau saya sih setuju-setuju saja Solo menjadi kota yang ramah bagi pemakai sepeda maupun para pejalan kaki. Kita sudah punya jalur lambat, jalur khusus kendaraan tak bermotor maupun citywalk, jalur khusus pejalan kaki,” demikian kata walikota Solo, Hadi Rudyatmo.

Wakil Walikota Solo dan rombongan komunitas tunarungu tersebut bersepeda berkeliling kompleks Balaikota Solo. Komunitas tuna rungu kemudian melanjutkan perjalanan menuju pulau Bali.

Komunitas Tunarungu bersepeda ini terdiri dari 10 orang dengan usia termuda 18 tahun dan tertua 51 tahun. Mereka mengawali perjalanan dari Jakarta.