Kabinet Trump Dibiayai Kelompok Kontroversial Iran di Pengasingan

Elaine Chao – yang dikukuhkan sebagai Menteri Transportasi AS – menerima 50 ribu dolar pada tahun 2015 dalam acara yang dilangsungkan oleh sayap politik “Mujahedeen-e-Khalq” (foto: dok).

Seorang pejabat dalam kabinet Presiden Donald Trump dan sedikitnya salah seorang penasihat Trump telah menyampaikan pidato di muka organisasi-organisasi yang terkait dengan sebuah kelompok Iran di pengasingan yang membunuh sejumlah warga Amerika sebelum Revolusi Islam Iran tahun 1979, melakukan penipuan untuk mendapat sumbangan dan beberapa orang anggotanya membakar diri ketika pemimpin mereka ditangkap.

Kantor berita Associated Press hari Minggu (5/2) melaporkan bahwa Elaine Chao – yang pekan ini dikukuhkan oleh Senat sebagai Menteri Transportasi – telah menerima 50 ribu dolar pada tahun 2015 setelah memberikan pidato selama lima menit dalam acara yang dilangsungkan oleh sayap politik “Mujahedeen-e-Khalq”, yang oleh Departemen Luar Negeri Amerika sebelumnya disebut sebagai “kelompok teroris yang mirip kultus pribadi”.

Mantan Walikota New York, yang kini menjabat penasihat Gedung Putih, Rudy Giuliani (kiri) bersama Presiden AS Donald Trump (foto: dok).

Mantan Walikota New York Rudy Giuliani juga dibayar untuk bicara dalam forum kelompok yang dikenal sebagai MEK itu, dengan jumlah bayaran yang belum diketahui pasti.

Lebih dari 20 mantan pejabat Amerika – baik dari Partai Republik dan Partai Demokrat – telah berbicara di forum MEK, termasuk mantan Ketua DPR dan penasihat Trump, Newt Gingrich. Sebagian lainnya secara terang-terangan mengaku menerima bayaran, lainnya tidak.

Meskipun berpidato dengan menerima bayaran tidak dilarang oleh undang-undang, hal ini menimbulkan pertanyaan tentang pengaruh yang mungkin digunakan organisasi orang-orang yang tinggal di pengasingan itu terhadap pemerintahan baru Amerika.

Sekelompok mantan pejabat Amerika – termasuk Giuliani – bulan lalu menulis surat pada Trump, mendorongnya untuk “melakukan dialog” dengan sayap politik MEK. Karena Trump melarang warga Iran masuk masuk ke Amerika dan warga dari tujuh negara mayoritas berpenduduk Muslim pekan ini, pemberlakuan sanksi-sanksi baru pada hari Jumat (3/2), membuat organisasi di pengasingan itu mungkin menilai pemerintah Trump lebih ramah dibanding pemerintah sebelumnya.

Potensi aliansi dengan MEK akan mengaitkan Amerika dengan kelompok yang memiliki sejarah menentang kepentingan-kepentingan Amerika pada masa lalu, dengan mendukung Revolusi Islam Iran dan pengambilalihan Kedutaan Besar Amerika di Teheran. Setelah meninggalkan Iran, MEK bergabung dengan diktator Irak Saddam Hussein. MEK kemudian mengungkapkan program nuklir rahasia Iran, sehingga MEK dianggap sebagai musuh nyata Iran.

“Mujahedeen mendukung kelompok yang menang, dan setidaknya punya pintu masuk ke pemerintahan Amerika yang baru,” ujar Ervand Abrahamian, seorang profesor di City University – New York yang menulis buku tentang MEK.

“Saya kira ini memperlemah Amerika, karena semakin banyak akses yang dimiliki MEK pada pemerintahan ini, semakin banyak orang di Iran yang takut atas apapun yang dilakukan Amerika”, tambahnya.

MEK sejak lama telah mendekati mantan-mantan pejabat Amerika dan Eropa untuk menghadiri acara-acaranya yang menentang pemerintah Iran yang sah. MEK membayar sebagian pejabat itu untuk hadir di acara-acara mereka.

Elaine Chao – istri pemimpin mayoritas Senat Mitch McConnell yang merupakan anggota fraksi Republik dari negara bagian Kentucky – berbicara dalam konferensi MEK tahun 2015 di Paris. Ia juga duduk disamping Maryam Rajavi, “presiden terpilih” Dewan Perlawanan Nasional Iran, sayap politik MEK.

Menurut laporan yang disampaikan Chao pada US Office of Government Ethics, ia menerima honor 50 ribu dolar dari Alliance for Public Awareness yang memiliki kaitan dengan MEK. Ia juga menerima honor 17.500 dolar pada bulan Maret 2016 karena menyampaikan pidato di forum Iranian-American Cultural Association of Missouri, yang menurut penentang MEK juga terkait dengan kelompok yang tinggal di pengasingan itu.

Departemen Transportasi mengatakan Chao “memang diketahui sering berbicara lantang mendukung demokrasi dan hak-hak perempuan di Timur Tengah”, tetapi “tidak pernah bicara dalam acara-acara MEK”. Ditambahkan bahwa pidato-pidato Chao disampaikan bersama anggota-anggota bipartisan Kongres, gubernur, perdana menteri, duta besar, jendral, mantan direktur FBI dan “banyak suara berpengaruh lainnya”.

Giuliani telah mengaku menerima honor dalam kehadirannya di acara-acara MEK. Namun ia belum menyampaikan formulir resmi yang merinci kekayaannya sejak kegagalannya menjadi calon presiden Partai Republik tahun 2008, sehingga belum jelas berapa honor yang dibayar MEK secara keseluruhan. Giuliani tidak menanggapi permintaan kantor berita Associated Press untuk memberi komentar.

Newt Gingrich juga telah berbicara dalam forum MEK sebelumnya, termasuk dalam sebuah acara gala tahun 2016, meskipun belum jelas apakah ia menerima honor dan berapa jumlahnya. Gingrich juga belum memberi komentar.

Gedung Putih belum memberi tanggapan atas laporan ini. [em/ii]