Kabinet Jerman Setujui Penambahan Video Pemantau

Polisi Jerman masih mencari tersangka Anis Amri, berkebangsaan Tunisia, yang diduga terkait serangan truk di pasar Natal di Berlin (foto: dok).

Jerman akan mengizinkan pemasangan lebih banyak video pemantau di tempat-tempat umum, cermin kekhawatiran yang terus meningkat terkait keamanan di sana.

Berdasar rancangan undang-undang yang disahkan kabinet hari Rabu (21/12), Jerman akan mengizinkan pemasangan lebih banyak video pemantau di tempat-tempat umum, cermin kekhawatiran yang terus meningkat terkait keamanan di negara dimana selama puluhan tahun masyarakat khawatir akan efektivitas pengintaian polisi.

Rancangan Undang-Undang itu disetujui oleh partai-partai yang berkoalisi dengan Kanselir Angela Merkel bulan lalu, jauh sebelum serangan truk mematikan hari Senin terhadap pasar Natal di Berlin yang diklaim dilakukan ISIS.

Pemantauan oleh negara merupakan isu sensitif di Jerman yang pernah mengalami pengintaian luas oleh polisi rahasia Stasi di Jerman Timur yang komunis dan oleh Gestapo dalam era Nazi.

Sementara itu, laki-laki Tunisia yang dicurigai polisi Jerman terlibat serangan truk hari Senin, selama ini berhubungan dengan jaringan ideolog Muslim terkemuka, dikenal sebagai Abu Walaa, demikian dilaporkan koran Jerman, Sueddeutsche Zeitung.

Tanpa menyebut sumber, koran itu juga melaporkan, laki-laki itu telah mengajukan permohonan suaka dan telah diberi ijin tinggal. Laki-laki Tunisia itu kini bersembunyi. [ka/jm]