Jerman Bersiap Peringati 30 Tahun Runtuhnya Tembok Berlin

Karya seni skynet 'Visions In Motion' karya Patrick Sheam, di depan Gerbang Brandenburg, Berlin, Jerman, 1 November 2019. (Foto: dok).

Jerman sedang bersiap memperingati runtuhnya tembok Berlin. Hari Sabtu mendatang (9/11), peristiwa bersejarah itu akan genap mencapai 30 tahun.

Dibangun pada 1961 oleh pemerintah komunis Jerman Timur, tembok itu dimaksudkan untuk menghentikan arus pelarian warga yang membludak ke Barat. Ratusan orang ditembak mati saat berusaha melintasi tembok itu.

Pertunjukan proyeksi cahaya yang menampilkan berbagai arsip video yang menceritakan sejarah dan kisah Tembok Berlin digelar selama sepekan di ibukota, Berlin. Panitia peringatan juga menggelar berbagai pameran seni dan konser untuk memeriahkannya.

Dekat Gerbang Brandenburg, yang menjadi perbatasan Timur dan Barat, seniman Amerika Patrick Shearn membangun karya seni yang tersusun dari potongan kertas warna-warni dan bertuliskan pesan-pesan dalam tulisan tangan dari banyak warga di berbagai penjuru Jerman.

Setelah perang dunia ke-2 berakhir, sesuai dengan perjanjian Postdam yang dicapai negara-negara sekutu, Jerman akhirnya dipecah menjadi dua bagian. Bagian Barat dikuasai oleh Amerika Serikat, Inggris dan Perancis yang berpaham kapital-liberal, sedangkan bagian Timur dikuasai oleh Uni Soviet yang beraliran komunis. Kedua belah pihak akhirnya sepakat mendirikan Jerman Barat dan Jerman Timur sebagai negara terpisah yang merdeka.

Sejarah mencatat, dalam kurun waktu 11 tahun, tepatnya dari tahun 1949 sampai tahun 1961, ada sekitar dua juta warga Jerman Timur terutama kaum muda yang pindah ke Barat melewati perbatasan Jerman Timur dan Jerman Barat. Eksodus tersebut membuat ekonomi Jerman Timur menjadi buruk. Hal itu menambah ketegangan antara Uni Soviet dan negara-negara Barat yang sebelumnya sudah terjadi.

Di depan Gerbang Brandenburg itulah, pada Juni 1987, presiden AS ketika itu, Ronald Reagan, mengeluarkan pernyataan tuntutan kepada sejawatnya dari Uni Soviet: "Tuan Gorbachev, runtuhkan tembok ini.”

Dua tahun kemudian, rakyat Jerman sendiri yang merobohkan tembok itu lewat kekuatan rakyat. [ab/lt]