Jepang Luncurkan Satelit Intel untuk Awasi Korut

  • Associated Press

Orang-orang berjalan di depan layar yang menampilkan laporan berita tentang Korea Utara yang menembakkan rudal balistik ke Jepang, di Tokyo, Jepang, 4 Oktober 2022. (Foto: REUTERS/Issei Kato)

Jepang, Kamis (26/1), berhasil meluncurkan roket yang membawa satelit pengumpul informasi intelijen pemerintah yang merupakan bagian dari misi pemantauan pergerakan di lokasi-lokasi militer di Korea Utara dan peningkatan tanggap bencana alam.

Roket H2A yang diluncurkan oleh Mitsubishi Heavy Industries Ltd. berhasil lepas landas dari Tanegashima Space Center di barat daya Jepang. Roket ini membawa satelit pengintai IGS-Radar 7 sebagai bagian dari upaya Tokyo untuk membangun kemampuan militernya, dengan alasan meningkatnya ancaman di Asia Timur.

Satelit tersebut saat ini telah berhasil memasuki orbit yang direncanakan, kata Mitsubishi Heavy.

BACA JUGA: Korea Utara Luncurkan Rudal Balistik Jarak Pendek  

Satelit pengumpul informasi intelijen itu dapat menangkap gambar di darat 24 jam sehari dan bahkan dalam kondisi cuaca buruk. Jepang meluncurkan program IGS itu setelah sebuah rudal Korea Utara meluncur melintasi Jepang pada tahun 1988. Jepang menargetkan untuk membuat jaringan 10 satelit untuk mendeteksi dan memberikan peringatan dini mengenai kemungkinan adanya peluncuran rudal. Satelit itu juga dapat digunakan untuk pemantauan dan tanggap bencana.

“Pemerintah akan memaksimalkan penggunaan IGS-Radar 7 dan satelit-satelit pengintaian lainnya untuk melakukan yang terbaik bagi keamanan nasional dan penanggulangan krisis di Jepang,'' kata Perdana Menteri Fumio Kishida dalam sebuah pernyataannya Kamis saat ia memuji peluncuran yang sukses itu.

Pemerintah Kishida pada bulan Desember mengadopsi strategi keamanan nasional yang baru, termasuk memiliki rudal jelajah jarak jauh sehingga memiliki kemampuan menyerang balik. Strategi baru itu meninggalkan prinsip pertahanan diri yang selama ini diberlakukan negara itu, dan diadopsi untuk mengantisipasi kemajuan perkembangan senjata yang cepat di China dan Korea Utara.

BACA JUGA: Kim Jong Un: ‘Senjata Strategis’ Baru Segera Hadir

Kemampuan melakukan serangan balik membutuhkan kemajuan signifikan dalam pengumpulan data intelijen dan kemampuan keamanan siber, serta bantuan signifikan dari sekutu utama Jepang, Amerika Serikat, kata para ahli.

Roket H2A berbahan bakar cair yang dioperasikan Mitsubishi telah mencatat 40 keberhasilan berturut-turut sejak kegagalannya pada tahun 2003.

Mitsubishi Heavy dan Japan Aerospace Exploration Agency sedang mengembangkan roket andalan baru mereka H3 sebagai penerus H2A, yang akan pensiun pada tahun 2024. Peluncuran pertama H3 akan dilakukan pada bulan Februari. [ab/uh]