Jepang Kukuhkan Komitmen Perangi Terorisme

Junko Ishido, ibu wartawan Jepang Kenji Goto yang dipenggal oleh ISIS.

Jepang mengukuhkan kembali komitmennya untuk memerangi terorisme setelah muncul video yang menunjukkan pemenggalan seorang wartawan Jepang. Sementara itu Amerika mengecam pembunuhan itu sebagai tindakan keji.

Jepang dan Amerika mengecam ISIS atas pembunuhan Kenji Goto beberapa jam setelah muncul video eksekusi terhadap warga Jepang itu Sabtu malam.

PM Jepang Shinzo Abe mengatakan, Jepang tidak akan mengalah pada terorisme. Jepang, katanya, akan memperluas dukungan kemanusiaan di bidang pangan dan medis. Abe menegaskan, Jepang akan memikul tanggungjawabnya dalam usaha internasional memerangi terorisme.​

Di Washington Presiden Barack Obama mengatakan, pembunuhan Kenji Goto sebagai pembunuhan keji.​

Sementara berduka, orangtua wartawan itu berjanji akan terus memperjuangkan keinginan dan harapan putranya. Junko Ishido, ibu Keni Goto, mengatakan, "Ia selalu berharap bisa membuat dunia sebuah tempat tanpa perang, menyelamatkan anak-anak dari perang dan kemiskinan. Saya berjanji akan meneruskan impiannya dengan dukungan Anda.”

Video pembunuhan Kenji Goto muncul dua hari setelah tenggat waktu yang ditetapkan militan ISIS yang menuntut pembebasan seorang perempuan asal Irak Sajida al-Rishawi yang ditahan di Yordania. Al-Rishawi dijatuhi hukuman mati di Yordania karena perannya dalam sebuah pemboman maut di Amman hampir 10 tahun lalu.

Jepang mengatakan, usaha untuk mengupayakan pembebasan wartawan Keji Goto dan pilot militer Yordania Muath al-Kasaesbeh mengalami kebuntuan.

Keresahan kini dialami orang-orang yang memprihatinkan nasib keluarga pilot itu.

Katanya, sejauh ini informasi yang diterima mereka mengenai nasib Muath tidak jelas. Menurutnya, ia tidak tahu apakah pilot itu masih hidup atau sudah tewas. Bahkan, katanya, informasi dari pihak-pihak lain tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa ia masih hidup.

Ayah Muath, Safi Al-Kasaesbeh, telah memohon agar puteranya dibebaskan menjelang tenggat waktu berakhir, Kamis lalu. Namun pesan audio dari ISIS tidak mengungkapkan apakah Muath yang disekap oleh kelompok militan itu akan dibebaskan, sebagai pertukaran pembebasan Rishawi.​

Ayah Muath, Safi Al-Kasaesbeh, mengatakan, ia tidak tahu bagaimana nasib putranya. ​

Safi Al-Kasaesbeh mengaku cemas seperti halnya ayah-ayah lain yang putranya tidak ada di samping mereka. Ia mengaku telah meminta pemerintah dan Raja Yordania, serta kepala dinas intelijen dan lembaga-lembaga terkait untuk secara serius dan dengan segera mengusahakan pembebasan putranya.

Hari Kamis (29/1), Yordania menyatakan akan mempertimbangkan pembebasan Rishawi hanya setelah memperoleh bukti bahwa pilot Yordania itu masih hidup.

Krisis sandera muncul sementara kelompok militan ISIS telah merebut banyak wilayah di Irak dan Suriah, dan menyatakan kawasan itu sebagai kekalifahan Islam.