Jenazah Imigran Vietnam yang Tewas dalam Truk di Inggris Tiba di Hanoi

Ambulans yang membawa sebagian jenazah dari 39 korban tewas dalam truk di Inggris meninggalkan Bandara Noi Bai di Hanoi, 27 November 2019. (Foto: AFP)

Sebagian jenazah dari 39 orang yang ditemukan tewas dalam sebuah truk di Inggris pada bulan lalu tiba di Vietnam, Rabu (27/11). Kedatangan jenazah-jenazah itu disambut oleh rombong kerabat yang sudah menunggu selama berminggu-minggu.

Kantor berita AFP melaporkan enam belas jenazah diterbangkan dari London ke Hanoi. Setibanya di Hanoi, jenazah-jenazah itu dipindahkan ke ambulans untuk dibawa ke kampung halaman mereka di Vietnam tengah.

Ratusan orang memenuhi kompleks sebuah gereja di pedesaan di distrik Dien Chau, di Provinsi Nghe An. Para pelayat itu menyambut kedatangan dua jenazah. Banyak para pelayat yang membawa bunga putih untuk diberikan kepada keluarga korban meninggal.

Sepupu dari salah satu korban, Nguyen Van Hung yang berusia 33 tahun, sudah menunggu selama berjam-jam bersama warga lainnya dekat gereja di kota itu.

“Dia seorang pria yang baik. Tidak ada yang menyangka dia akan pulang dalam keadaan seperti ini,” kata sepupu Van Hung yang menolak memberikan identitasnya. Sementara itu, kerabat lainnya menangis.

Hung adalah satu dari 31 pria dan delapan perempuan yang ditemukan tewas dalam sebuah truk berpendingin di kawasan industri di Essex, timur London, pada 23 Oktober.

Para kerabat korban meminjam sejumlah besar dana untuk menutup biaya pemulangan jenazah.Bila jenazah dikremasi dan dipulangkan abu jenazah, biayanya sekitar AS$1.800 atau sekitar Rp 25,4 juta. Namun, jika tidak dikremasi, biaya untuk pemulangan dengan peti jenazah mencapai AS$ 2.900 atau sekitar Rp 41 juta.

Pihak berwenang di Vietnam mendorong keluarga untuk memilih kremasi agar “untuk memastikan kecepatan, biaya yang murah, dan keamanan sanitasi.” Namun, banyak yang memilih untuk memulangkan jenazah tanpa kremasi agar bisa dimakamkan dengan upacara tradisional.

Kebanyakan dari korban berasal dari sebagian kecil provinsi di Vietnam tengah. Daerah-daerah tersebut termasuk kawasan termiskin di negara itu. Di daerah-daerah itu, marak jaringan makelar yang menawarkan jasa bekerja di luar negeri, tetapi berisiko.

Dia juga mengakui mengantongi sejumlah uang tunai hasil tindak kejahatan. Pria berusia 25 tahun itu tidak membela diri atas 41 tuduhan lainnya atas dirinya.

Beberapa tersangka sudah ditangkap di Inggris atas insiden tersebut, sedangkan di Vietnam setidaknya 10 sudah ditahan. Namun, belum ada yang secara resmi didakwa. [ft]