Jemaat Ahmadiyah Pakistan Berkabung

Kata-kata "Muslim" pada batu nisan ilmuwan Pakistan Abdus Salam, anggota komunitas Ahmadiyah dan satu-satunya warga Pakistan peraih Nobel , di pemakaman jemaah Ahmadiyah di kota Rabwa, terlihat ditutupi dengan cat oleh warga, 9 Desember, 2013. (Foto: dok).

Media Pakistan mengabarkan, masyarakat Ahmadiyah yang minoritas di Pakistan berkabung atas pembunuhan terhadap seorang anggotanya yang terkemuka, dan yang ketiga dalam waktu kurang dari tiga pekan.

Tahira Abdullah, penganut Ahmadiyah dan profesor di Universitas Punjab ditemukan tewas di rumahnya di Lahore, Selasa (18/4). Menurut polisi Abdullah umur 60 tahun ditikam dengan senjata tajam oleh penyerangnya yang kemudian melarikan diri. Pembunuhan itu tampaknya berbau agama.

Pemerintah Pakistan tidak mengeluarkan tanggapan atas pembunuhan itu, tetapi jurubicara masyarakat Ahmadiyah mengatakan Abdullah dibunuh karena agamanya.

Sebelumnya Malik Saleem Latif, tokoh masyarakat dan pengacara hukum ditembak mati di kota Nankana Sahin, Punjab. Seminggu kemudian dokter hewan Ashfaq Ahmad ditembak mati di sebuah jalan di Lahore. Jamaat-ul-Ahrar yang merupakan faksi Tehreek-e-Taleban yang militan mengaku bertanggungjawab atas pembunuhan itu.

Didirikan pada akhir abad ke-19 penganut Ahmadiyah percaya pendiri sekte Mirza Ghulam Ahmad sebagai Nabi terakhir menyimpang dari kepercayaan umat Islam umumnya bahwa Muhammad-lah Nabi terakhir. Pada tahun 1974 Parlemen Pakistan mendeklarasikan sekte Ahmadiyah sebagai “non Muslim”. [my/al]