Israel Bongkar Hotel Tua di Yerusalem Timur untuk Proyek Apartemen Mewah

  • Robert Berger
    Wita Sholhead

Buldozer-buldozer Israel menghancurkan Hotel Shepherd di kawasan Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur, Minggu 9 Januari 2011.

Palestina mengklaim Yerusalem Timur sebagai ibukotanya di masa depan, mengatakan pembangunan Israel di sana melanggar hukum internasional.

Sejumlah buldozer Israel menghancurkan sebuah hotel tua di wilayah pemukiman yang berpenduduk mayoritas Arab di Yerusalem Timur untuk membuka jalan bagi pembangunan rumah-rumah baru Yahudi.

Hotel Shepherd, yang dibeli oleh bilioner Amerika keturunan Yahudi tahun 1985, akan diganti dengan 20 gedung apartemen mewah bagi warga Israel.

Israel mengatakan itu adalah proyek swasta dan tanahnya dibeli secara sah. Tetapi Palestina mengklaim Yerusalem Timur sebagai ibukota masa depan Palestina, dan mengatakan pembangunan pemukiman yang dilakukan Israel di sana melanggar hukum internasional.

Mantan menteri Palestina urusan Yerusalem, Ziad Abu Zayyad, mengatakan pembangunan pemukiman mengancam proses perdamaian.

Permukiman Yahudi di kawasan perumahan Har Homa, Yerusalem Timur. Israel menduduki Yerusalem Timur sejak perang Arab-Israel tahun 1967.

Ia mengatakan, "Wilayah ini adalah bagian dari Yerusalem Timur yang diduduki tahun 1967. Saya yakin tidak akan ada kesempatan bagi penyelesaian politik dari konflik ini tanpa menyelesaikan isu Yerusalem didasarkan pada Yerusalem Timur sebagai ibukota Palestina.”

Palestina menangguhkan perundingan perdamaian bulan September, dan mereka menolak kembali ke meja perundingan sampai Israel menghentikan semua pembangunan pemukiman di Yerusalem Timur dan Tepi Barat. Tetapi Israel mengklaim seluruh wilayah Yerusalem sebagai ibukotanya dan mengatakan Israel dapat membangun di manapun di kota itu.

Dore Gold, mantan penasehat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan, "Yerusalem adalah ibukota Israel. Israel punya kedaulatan atas semua bagian Yerusalem. Semua pemerintahan Israel, pada puncak prakarsa perundingan pada masa lalu, telah melakukan pembangunan di Yerusalem.”

Meskipun ada kendala itu, upaya diplomatik terus dilanjutkan. Utusan- utusan Israel dan Palestina akan mengadakan pembicaraan terpisah dengan para pejabat Amerika minggu ini di Washington untuk mengupayakan agar proses perdamaian kembali pada jalurnya.