ISIS Terus Hantui Raqqa

Ayunan tampak di sebuah taman yang baru diperbaiki di pusat Kota Raqqa, hampir dua tahun setelah ISIS diusir keluar, di Raqqa, Suriah, 25 Juni 2019.

Air di dekat tepi Sungai Efrat di pusat kota Raqqa mencerminkan campuran warna biru yang aneh, menyerupai laut tropis yang mengalir deras melintasi tepian sungai di pinggiran kota itu.

Para lelaki dan anak laki-laki berendam dekat sebuah jembatan, yang baru dibangun hampir dua tahun setelah pertempuran dengan militan ISIS yang meninggalkan kota dalam kehancuran.

Tempat ini adalah pusat dari "Khilafah" yang dideklarasikan ISIS dan memerintah bagian-bagian Suriah dan Irak selama tiga tahun, memaksakan pemberlakuan Hukum Islam mereka yang keras dan menarik para pengikut dari seluruh dunia.

Tetapi selagi Raqqa perlahan bangkit kembali, pulih dari perang brutal setelah bertahun-tahun pemerintahan ekstremis, ketakutan yang selalu dirasakan meningkat. Akankah militan yang bersembunyi kembali? Apakah sel-sel yang tidur akan bangun? Akankah para pendukungnya membalas dendam kepada mereka yang hidup damai di bawah ISIS yang menjadi musuh mereka?

"Kami takut," kata Abdullah, ayah lima anak berusia 33 tahun dengan air menetes pada tubuhnya setelah mandi di sungai itu. "Jika ISIS kembali, mereka akan membunuh kami semua."

Beberapa blok jauhnya, di balik tembok semen yang tebal, para pejabat mengatakan serangan di kota itu makin sering terjadi, dengan empat atau lima serangan bulan ini.

Banyak upaya serangan lainnya yang digagalkan, kata Khalid Barkal, juru bicara Parlemen Raqqa. Setelah bertahun-tahun diperintah ISIS, ia menjelaskan, pengabdian kepada kelompok tersebut jauh merasuk diantara sebagian orang, dan trauma serta ketakutan meluas. [my/pp]