Turki: ISIS Mungkin Gunakan Senjata Kimia di Suriah Utara

Kendaraan melewati gedung-gedung yang rusak di kota al-Rai, sebelah utara Aleppo, Suriah, 2 Oktober 2016.

Menurut kantor berita pemerintah Turki, Anadolu, militer Turki mengatakan hari Minggu (27/11) bahwa laskar ISIS di Suriah utara mungkin menggunakan senjata kimia terhadap pemberontak yang didukung oleh Turki.

Dalam pernyataannya, Staf Umum Turki mengatakan 22 pemberontak menunjukkan gejala terkena gas kimia setelah serangan roket sebelah timur al-Rai, dekat perbatasan Suriah-Turki. Pernyataaan itu tidak menyebut kapan serangan itu terjadi.

Korban luka diangkut ke kota perbatasan Turki, Kilis, di mana mereka dites untuk bekas senjata kimia, kata laporan media Turki.

Penggunaan senjata kimia dalam konflik Suriah telah menjadi keprihatinan sejak perang saudara itu mulai tahun 2011. Bulan Agustus, laporan Mekanisme Penyelidikan Bersama Organisasi Pelarangan Senjata Kimia mengatakan bahwa ada cukup bukti untuk menentukan dua serangan gas klorin dilakukan oleh pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad, dan serangan gas belerang kuning dilakukan kelompok teror ISIS.

Sementara itu, militer Israel mengatakan pihaknya menewaskan 4 orang bersenjata yang terkait dengan militan yang berafiliasi dengan ISIS di Suriah.

Israel mengatakan tentaranya diserang dengan senapan mesin dan mortar hari Minggu di sisi Israel Dataran Tinggi Golan.

Juru bicara militer Peter Lerner mengatakan tentara Israel membalas tembakan ke arah Suriah, tetangga Israel. Israel mengerahkan sebuah pesawat yang menyerang kendaraan militan dan menewaskan orang-orang bersenjata tersebut. [gp]