ISIS Terus Tarik Minat Jihadis dari Banyak Belahan Dunia

  • Jeff Seldin

Seorang warga Perancis berinisial B.T. ditangkap bulan Mei 2015 oleh Turki karena diduga hendak bergabung dengan ISIS di Suriah.

Meski terus digempur ribuan serangan udara oleh koalisi pimpinan Amerika, kelompok ekstremis Negara Islam (ISIS) tampak tidak kesulitan untuk mengganti para pejuangnya yang tewas di Suriah dan Irak.

Para pejabat militer Amerika mengatakan militan-militan ISIS yang tewas dengan cepat terganti dengan militan baru yang datang dari banyak belahan dunia.

"Meskipun sebagian dari pendatang itu masih hijau dalam perang gerilya dan teror, banyak yang sudah matang," kata seorang pejabat Amerika kepada VOA.

Tanpa ingin diidentifikasi, pejabat itu mengatakan pejuang baru yang direkrut ISIS secara umum berkemampuan taktis yang mahir. "Banyak yang memiliki pengalaman tempur."

Pengalaman itu, kata pejabat tersebut, terbukti sangat membantu ISIS di tempat-tempat seperti Ramadi dan Bayji di mana mereka mampu menahan pasukan Irak dengan kombinasi kecanggihan taktis dan bantuan sumber daya yang terus mengalir.

Titik Masuk Pejuang Asing

Amerika mengatakan salah satu masalahnya terletak pada titik masuk utama para teroris asing itu di perbatasan Turki dan Suriah yang belum bisa sepenuhnya diamankan.

Akibatnya, rata-rata 1.000 pejuang asing masuk ke Suriah setiap bulan.

Laporan Kongres Amerika beberapa waktu lalu menyebutkan ada hampir 30.000 pejuang asing di Irak dan Suriah, sekitar 4.500 berasal dari dunia Barat termasuk 250 warga Amerika.

Dalam sidang tahunan PBB di New York minggu ini, Sekretaris-Jenderal PBB Ban Ki-moon mengatakan jumlah pejuang asing yang datang dari 100 lebih negara ke zona konflik itu telah melonjak 70 persen.

Para pejabat militer Amerika mengakui kecanggihan ISIS dalam merekrut anggota baru.

"Mereka mengoperasikan kampanye yang sangat efektif lewat media sosial untuk merayu jihadis-jihadis baru," menurut seorang pejabat pertahanan senior Amerika. "Namun kita akan terus memerangi ISIS dan minat pejuang asing akan merosot jika ISIS terus mengalami kekalahan."

Para analis juga berspekulasi negara-negara Sunni di Timur Tengah secara diam-diam mendukung arus pejuang asing itu dengan harapan bisa menjatuhkan rezim Syiah di Suriah.

Sumber pendanaan militan ISIS

Amerika Kalah Lawan ISIS?

Pihak-pihak lain tidak terlalu optimistis.

"Tidak hanya gagal, kita mulai kalah dalam perang ini," kata Jack Keane, purnawirawan jenderal Amerika, dalam sidang keterangan di Kongres baru-baru ini. "Kita belum berhasil menggoyahkan ideologi ataupun proses rekrutmen ISIS."

Banyak aktivis bekerja di lapangan untuk menghentikan laju rekrutmen jihadis asing. Kata mereka, salah satu kesulitannya adalah banyak rencana aksi pemerintah tidak selaras dengan kondisi di lapangan.

“Saya telah bertemu banyak kaum muda Muslim dari seluruh Eropa dan juga beberapa dari Amerika," kata Yousef Bartho Assidiq, bekas jihadis dari Norwegia. "Mereka berpendapat banyak rencana aksi pemerintah hanya berfungsi membantu mereka sebagai politisi atau pejabat, tetapi tidak sesuai dengan kondisi lapangan."

Aktivis Keneshbek Sainazarov di Kyrgyzstan mengatakan jumlah rekrutmen ISIS dari Asia Tengah terus meningkat. Militan, katanya, terutama menarget perempuan lewat media sosial serta pendekatan langsung.

"Kesulitan ekonomi di Rusia ikut berperan dalam kenaikan rekrutmen ini," kata Sainazarov.

Amerika juga tidak rentan dari masalah ini, kata Michael McCaul, kepala komisi keamanan dalam negeri DPR Amerika.

"Ada 200.000 pesan Twitter setiap hari yang sampai ke ribuan pengikut mereka di Amerika setiap hari. Begitu banyak pesan lewat Twitter yang mengajak mereka untuk membunuh, membunuh tentara, menyerang fasilitas militer sehingga sulit untuk meredamnya dari sudut pandang keamanan," kata McCaul. [th/dw]