Irak dan Kurdi Bahas Penarikan Pasukan dari Wilayah Sengketa

Tentara Amerika dengan binokularnya bersama tentara Kurdi di pinggiran kota Khazer, Irak utara. (Foto: Dok)

Pemerintah pusat Irak dan wilayah otonom Kurdi berjanji akan meredakan ketegangan dan membahas penarikan pasukan mereka dari wilayah sengketa.
Jurubicara militer Irak Dhia al-Wakeel mengatakan para pejabat federal dan Kurdi mengutarakan janji mereka tersebut Senin (26/11), dalam pertemuan di Baghdad yang dihadiri oleh seorang pejabat senior militer Amerika. Dia mengatakan para peserta sepakat membentuk komite terdiri dari pejabat keamanan federal dan regional Kurdi untuk penarikan pasukan dari wilayah Irak utara yang disengketakan dan mengembalikannya ke posisi semula.

Pihak berwenang pemerintah federal Irak dan Kurdi mengerahkan pasukan tambahan di daerah itu setelah bentrokan 16 November antara pasukan pemerintah pusat dan pasukan Peshmerga Kurdi di kota Tuz Khormato, provinsi Salahuddin.

Pemerintah pusat di Baghdad meningkatkan kehadiran pasukannya di Salahuddin dan provinsi tetangga, Kirkuk, sebelumnya tahun ini sebagai bagian dari daerah komando militer baru yang untuk mengatasi koordinasi keamanan yang buruk di wilayah tersebut. Langkah itu membuat marah para pemimpin Kurdi Irak, yang ingin menggabungkan wilayah-wilayah kaya minyak itu ke dalam zona otonomi mereka.

Sebelumnya, juga pada Senin, Perdana Menteri Kurdi Irak Nechirvan Barzani mengatakan dialog adalah satu-satunya cara untuk menyelesaikan sengketa tersebut. Para pejabat federal dan regional Kurdi akan membahas isu itu lagi hari Selasa.