'Interstellar' Tembus Antariksa, Perluas Imajinasi

Aktor Matthew McConaughey di depan poster "Interstellar" yang dibintanginya, dalam acara pemutaran perdana film tersebut di London (29/10). (AP/Joel Ryan/Invision)

Sutradara Christopher Nolan membawa penonton keluar dari galaksi lewat drama fiksi ilmiah filosofis, sebuah dongeng visual dengan skala kosmis berbalut kisah hubungan ayah dan anak.

Pembuat film ternama Christopher Nolan membawa penonton lebih jauh dari galaksi Bima Sakti lewat drama fiksi ilmiah filosofis karyanya, Interstellar.

Para pemain pemenang penghargaan, sinematografi memukau, penyuntingan tajam, ilustrasi musik mencekam dan cerita bermakna membuka kemungkinan-kemungkinan penjelajahan antariksa tanpa batas di layar IMAX.

Diluncurkan di seluruh Amerika pada 7 November, dongeng visual berskala kosmis itu dibuat membumi lewat kisah hubungan seorang ayah dan anak.

Cooper, seorang pilot uji yang beralih menjadi petani, melihat jiwa yang sekarat dalam planet yang juga sedang sekarat. Di masa depan yang tak terlalu jauh, perubahan iklim di Bumi telah menyebabkan krisis pertanian yang merupakan awal dari kelaparan.

Cooper paham bahwa jagung, salah satu dari tanaman pangan terakhir yang bertahan dalam kekeringan permanen di muka bumi, akan segera punah. Pada saat itu, akan terlambat untuk menyelamatkan dunia.

Cooper adalah duda yang membesarkan dua anaknya di perkebunan jagung mereka dengan bantuan ayah mertuanya. Ia memiliki ikatan khusus dengan putri bungsunya, Murph, yang juga mencintai ilmu pengetahuan. Bersama, mereka mengikuti titik-titik koordinat yang membawa mereka ke lokasi bawah tanah tempat sekelimpok kecil ilmuwan dan insinyur merencanakan misi antariksa keluar galaksi untuk mencari planet-planet yang dapat dihuni.

Salah satu karakter di film tersebut, Profesor Brand -- otak di belakang misi itu -- menginformasikan Cooper bahwa para ilmuwan tidak lagi ingin menyelamatkan Bumi tapi meninggalkannya.

Nolan mengatakan bahwa filmnya tidak mendorong penelantaran planet yang rusak bukannya membalikkan pemanasan global. Ia mengatakan niatnya adalah untuk menunjukkan bahwa jika perlu, manusia memiliki semangat untuk bergerak lebih jauh dari galaksi yang kita tempati.

Namun Interstellar menunjukkan bahwa meskipun manusia memiliki semangat besar atas petualangan, yang membuat kita bertahan adalah cinta yang mengikat kita semua.

Nolan mengatakan inspirasi terbesarnya adalah film drama filosofis fiksi ilmiah karya Stanley Kubrick yang visioner, yaitu A Space Odyssey: 2001. Ia menontonnya saat berusia tujuh tahun.

"Pengalam itu menempel terus sepanjang karir saya: potensi mengenai sejauh mana film dapat dibentuk, bagaimana layar besar dapat membawa kita berkeliling alam semesta. Interstellar adalah upaya saya untuk memberikan anak-anak sekarang rasa itu."