Inflasi AS Naik Jadi 9,1%, Angka Tertinggi Baru selama 41 Tahun

Lonjakan harga bensin bulan lalu memicu tingkat inflasi AS ke tingkat tertinggi 9,1% dalam hampir 41 tahun terakhir (foto: dok).

Harga bensin yang melonjak bulan lalu, mendorong tingkat inflasi AS ke tingkat tertinggi 9,1%, selama hampir 41 tahun. Hal itu memberi harapan kecil akan ada keringanan bagi rakyat Amerika yang menderita akibat biaya hidup yang tinggi.

Indeks harga konsumen melonjak 1,3% bulan lalu, menandai ketiga kalinya indeks itu melampaui 1% dalam empat bulan terakhir. Ekonom yang disurvei oleh The Wall Street Journal memperkirakan kenaikan 1,1% sebelumnya.

Kenaikan harga konsumen pada Juni mendorong laju inflasi selama setahun terakhir menjadi 9,1% dari sebelumnya 8,6%. Terakhir kali mencapai inflasi tinggi pada November 1981.

Your browser doesn’t support HTML5

Gedung Putih Tetap Optimistis AS Tak Masuk Resesi

Harga naik untuk semua barang konsumen mulai dari bahan bakar dan makanan hingga sewa rumah, sehingga dapat mendorong Bank Sentral AS untuk menaikkan lagi suku bunga utama AS secara tajam.

Dengan menaikkan suku bunga, Bank Sentral bertujuan untuk mendinginkan perekonomian sehingga menurunkan inflasi, idealnya tanpa memicu resesi. Namun banyak ekonom meragukan Bank Sentral akan berhasil mencapai apa yang disebut sebagai “soft landing” atau memulihkan ekonomi ke kondisi yang normal secara mulus, tanpa gejolak berarti.

Kenaikan harga secara terus menerus menggarisbawahi dampak luar biasa inflasi pada warga Amerika, di mana biaya kebutuhan meningkat jauh lebih cepat dibanding pendapatan rata-rata.

Warga Kulit Hitam dan Hispanik Paling Terpukul

Warga kulit hitam Amerika dan Hispanik yang berpenghasilan lebih rendah menjadi kelompok yang sangat terpukul karena bagian yang tidak proporsional dari pendapatan mereka yang tidak seberapa itu juga digunakan untuk kebutuhan pokok, seperti membayar sewa rumah, transportasi dan makanan.

Di luar harga pangan dan energi yang rentan, apa yang disebut sebagai harga-harga inti atau “core prices” dari bulan Mei hingga Juni naik 0,7% – kenaikan terbesar dalam satu tahun. Dibandingkan 12 bulan sebelumnya, “core prices” melesat 5,9% atau di bawah kenaikan tertinggi 6,4% baru-baru ini, tetapi masih sangat tinggi.

Seorang perempuan berbelanja di toko kelontong di Manhattan, New York City (foto: ilustrasi). Harga barang-barang kebutuhan sehari-hari mengalami lonjakan harga akibat inflasi tinggi.

Lonjakan inflasi Amerika terjadi setelah rebound cepat dari resesi akibat pandemi tahun 2020, didorong oleh bantuan federal yang besar, tingkat suku bunga yang sangat rendah, dan kecilnya pengeluaramn akibat penghentian sebagian kegiatan dan penutupan wilayah. Ketika warga Amerika menggunakan tabungannya untuk barang-barang seperti rumah, perabot, peralatan olahraga dan lain-lain, rantai pasokan menjadi kacau dan harga barang melonjak. Dalam beberapa bulan terakhir ini, belanja konsumen secara bertahap bergeser dari barang ke layanan, seperti perjalanan liburan, makan di restoran, nonton film dan konser, atau acara-acara olahraga. Permintaan yang lebih tinggi telah memicu inflasi tinggi dalam sektor layanan juga.

BBM Mulai Beranjak Turun, Harga Sembako Masih Tinggi

Sejumlah ekonom memperkirakan inflasi mungkin mencapai atau mendekati puncak jangka pendek. Harga BBM misalnya telah turun dari 5 dolar per galon pada pertengahan Januari, menjadi rata-rata 4 dolar 63 sen per galon secara nasional pada hari Rabu ini – masih jauh lebih tinggi dibanding tahun lalu tetapi penurunan harga ini telah memperlambat inflasi bulan Juli, dan mungkin Agustus.

Biaya pengiriman dan harga komoditas juga mulai turun. Kenaikan gaji melambat. Survei menunjukkan ekspektasi warga Amerika akan terjadinya inflasi dalam jangka panjang telah mereda, trend yang menunjukkan kenaikan harga yang lebih moderat dari waktu ke waktu.

Dibandingkan tahun lalu, harga bahan makanan telah melonjak 12,2% atau berarti kenaikan paling tajam sejak tahun 1979.

Biaya sewa rumah naik 5,8% atau yang terbesar sejak tahun 1986.

Harga mobil baru naik 11,4% dibanding tahun sebelumnya,

Sementara tarif maskapai penerbangan, salah satu dari sedikit jenis biaya yang mencatat penurunan harga di bulan Juni, tetap naik 34% dibanding tahun sebelumnya.

Harga energi antara bulan Mei hingga Juni melonjak 7,5% atau terhitung hampir separuh dari inflasi bulan ke bulan. Harga BBM meroket hampir 60% dibanding tahun lalu.

Tingkat Kepercayaan Warga Turun

Lonjakan inflasi ini menghapus kepercayaan warga pada perekonomian, dan membuat tingkat popularitas Presiden Joe Biden anjlok dan menimbulkan ancaman politik besar bagi Partai Demokrat menjelang pemilu sela bulan November nanti. Dalam jajak pendapat AP-NORC bulan Juni, 40% orang dewasa di Amerika mengatakan upaya mengatasi inflasi harus menjadi prioritas utama pemerintah tahun ini, atau naik drastis dari hanya 14% yang menyatakan hal itu bulan Desember lalu. [ps/em/jm]