Industri Musik Serukan 'Blackout' untuk Tunjukkan Solidaritas

Tentara Garda Nasional berdiri di depan museum patung lilin Madame Tussauds Hollywood, Los Angeles, menyusul demonstrasi memprotes kematian George Floyd, Minggu, 31 Mei 2020. (Foto: AP)

Industri musik terkemuka berjanji "memutus" bisnis selama satu hari pada Selasa, 2 Juni untuk mendukung masyarakat yang sedang berjuang melawan ketidaksetaraan ras sebagai bagian dari "Black Out Tuesday."

Merespons gelombang kemarahan besar-besaran setelah kematian George Floyd pekan lalu di Minneapolis, Minnesota, saat diamankan polisi, industri besar rekaman mengecam ketidakadilan rasial di media sosial. Mereka menyerukan "hari aksi" pada 2 Juni untuk merenung dan menuntut akuntabilitas, kontemplasi dan perubahan.

Warner Records membuat pengumuman serupa, berjanji bahwa kegiatan di studio rekaman mereka tidak akan beroperasi seperti biasa, dan berkomitmen membantu Black Lives Matter (gerakan melawan kekerasan dan rasisme terhadap warga kulit hitam) dan organisasi lain yang sedang memerangi ketidakadilan.

Banyak penyanyi ternama juga berbicara di media sosial tentang kematian Floyd.

Beyoncé mengunggah video ke Instagram, menyerukan pengikutnya agar menandatangani petisi upaya "keadilan bagi George Floyd." Selebriti lain, termasuk Ariana Grande, J Cole, Yungblud, Camila Cabello, Shawn Mendes dan Nick Cannon ikut dalam protes sepanjang akhir pekan kemarin.[ka/pp]