Imuwan AS Teliti Dinamika Gempa di Bawah Permukaan Kulit Bumi

  • Adam Phillips

Para ilmuwan di Observatorium Lamont-Doherty, Universitas Columbia, meneliti dinamika gempa yang terjadi di bawah permukaan kulit bumi.

Para ilmuwan di Observatorium Lamont-Doherty, Universitas Columbia, sekitar 30 kilometer sebelah Utara New York City, berupaya untuk memahami penyebab gempa.

Laboratorium Mekanika Bebatuan adalah salah satu laboratorium di Bagian Seismologi, Geologi, dan Tektonofisika di Observatorium Lamont-Doherty yang meneliti dinamika gempa yang terjadi di bawah permukaan kulit bumi.

Profesor Heather Savage yang melakukan penelitian itu menghidupkan mesin yang mensimulasi gempa bumi seperti yang sesungguhnya, di mana lempengan-lempengen besar kulit bumi bergesekan dan bergerak-gerak, untuk menghasilkan data guna dianalisis.

Ia mengatakan, “Yang kami lakukan di laboratorium ini adalah meletakkan dua batu granit di bawah tekanan besar terus menerus sehingga saling bergesekan. Kemudian kami mengamati berbagai hal seperti berapa besar tekanan harus diberikan kepada kedua batu itu sampai mereka mulai bergesekan. Itu memberi kami pemahaman mengenai seberapa kuatnya permukaan yang bergerak itu dan besarnya tekanan yang bisa diserap sebelum terjadi gempa.”

Profesor Savage mengakui mungkin ada perbedaan besar antara gempa kecil buatan yang dilakukan di laboratoriumnya dan yang terjadi di alam.

Kebanyakan penelitian seismologi di Lamont-Doherty lebih praktis, tidak teoritis. Contohnya, jaringan global stasiun-stasiun pemantau seismik digital membantu para ilmuwan dan pemerintah di seluruh dunia memberi tanda peringatan sesegera mungkin ketika gempa terjadi. Karena informasi digital yang disebarluaskan melalui cyberspace lebih cepat daripada gelombang seismik, penduduk kadang-kadang bisa diperingatkan sebelum gempa terjadi di wilayah mereka.

Para ilmuwan mungkin tidak bisa meramalkan kapan dan di mana gempa terjadi. Tetapi, para pakar seismologi Lamont Doherty juga berupaya mengembangkan hitungan-hitungan matematis mengenai kemungkinan terjadinya gempa. Cara ini bisa menyelamatkan banyak orang dengan memberi para pemimpin pemerintahan dan perencana tata kota gambaran yang lebih akurat mengenai risiko gempa di daerah tertentu.