Hilangnya Pesawat Malaysia Tak Terkait Terorisme

Seorang polisi perempuan Malaysia memegang foto warga Iran berusia 19 tahun yang diidentifikasi sebagai Pouria Nour Muhammad Mehrdad, sedang memasuki pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 dengan paspor curian (11/3).

Kepala Badan Kepolisian Internasional (Interpol) mengatakan bahwa hilangnya pesawat Malaysia Airlines tampaknya tidak terkait dengan terorisme.
Sekretaris Jenderal Interpol, Ronald Noble mengatakan informasi baru tentang dua pria Iran yang menggunakan paspor curian untuk naik pesawat itu membuat penjelasan terorisme kemungkinannya lebih kecil untuk hilangnya pesawat tersebut.

Kepolisian Malaysia mengatakan satu dari dua penumpang yang menggunakan paspor curian untuk menaiki pesawat penumpang yang hilang tampaknya tidak mempunyai hubungan dengan terorisme.

“Tidak satu pun paspor warga Iran ini didaftarkan atau dilaporkan hilang di pusat data Interpol. Oleh karena itu maskapai penerbangan apapun, badan pengawas perbatasan apapun yang mencocokkan nama dan nomor paspor tersebut dengan pusat data Interpol, tidak menemukan keganjilan apapun. Kami tahu bahwa begitu kedua orang ini tiba di Kuala Lumpur tanggal 28 Februari lalu, mereka naik ke pesawat Malaysian Airlines MH370 dengan menggunakan identitas berbeda, yaitu paspor Austria dan Italia hasil curian,” kata Ronald Noble.

Badan polisi internasional itu merilis foto yang menunjukkan keduanya naik pesawat pada waktu yang sama. Mereka diidentifikasi sebagai Pouri Nourmohammadi, 19 tahun dan Delavar Seyedmohammaderza, 29 tahun.

Dalam konferensi pers terpisah, Kepala Polisi Malaysia Inspektur Jenderal Khalid Tan Sri mengatakan Nour Mohammadi tampaknya sedang bermigrasi ke Jerman.

“Kami telah memeriksa latar belakangnya. Kami juga telah memeriksa data organisasi-organisasi polisi lain yang memiliki profilnya dan kami yakin ia tampaknya bukan anggota kelompok teroris,” ujar Khalid.

Inspektur Jendral Kepolisian Khalid Tan Sri menambahkan bahwa warga Iran yang berusia 19 tahun itu kemungkinan berusaha berimigrasi ke Jerman. Khalid mengatakan ibu pemuda itu telah menunggu anaknya tiba di Frankfurt, dan dalam kontak dekat dengan pihak berwenang.

Identitas pria lain masih dalam penyelidikan. Tapi perkembangan baru tampaknya mengurangi kemungkinan mereka bekerja sama dalam plot teror, seperti yang diduga sebagian orang.

Belum ada jejak pesawat Boeing 777 Malaysia Airlines itu sejak hilang dari radar hari Sabtu (8/3), sekitar satu jam setelah lepas landas dari Kuala Lumpur.

Pencarian pesawat yang hilang itu telah diperluas hari Selasa, sementara para keluarga ke-239 orang dalam pesawat tersebut bersiap-siap menghadapi kenyataan yang diperkirakan buruk.

Puluhan kapal dan pesawat terbang yang turut dalam pencarian telah tidak menemukan petunjuk apapun, setelah laporan sebelumnya bahwa kemungkinan puing atau tumpahan minyak ditemukan.

Pencarian telah meluas jauh keluar jalur lintasan pesawat. Pencarian sekarang meliputi radius 185 kilometer dari lokasi pesawat itu hilang, termasuk kawasan darat.

Para pejabat Malaysia telah menjajaki berbagai macam skenario yang kemungkinan telah menjatuhkan pesawat yang menuju Beijing itu, termasuk ledakan, pembajak, kesalahan pilot atau kerusakan mekanis.