Hasil Hitung Cepat Tunjukkan Jokowi Unggul dalam Perolehan Suara

Capres petahana Joko Widodo dan sejumlah petinggi TKN ikut menyaksikan hitung cepat atau quick count yang dilakukan beberapa lembaga survei di Djakarta Theatre Jakarta Rabu sore (17/4). (Foto courtesy : TKN Jokowi-Ma'ruf )

Presiden Joko Widodo tampaknya akan memegang masa jabatan lima-tahun yang kedua, setelah hasil hitung cepat hari Rabu menunjukkan ia unggul dari penantangnya, Prabowo Subianto.

Hitung cepat dari lima lembaga survei independen menunjukkan perolehan suara capres petahana Joko Widodo melebihi Prabowo Subianto, mantan jenderal yang memperingatkan Indonesia akan bubar tanpa kepemimpinan orang kuat seperti dirinya.

BACA JUGA: Hasil-hasil Polling di TPS-TPS Tunjukan Jokowi Unggul

Hitung cepat itu menggunakan sampel di berbagai TPS, dan dari sekitar 80 persen TPS yang telah dihitung, kelima survei itu menunjukkan Jokowi memperoleh 55-56 persen suara, sedikit meningkat dari perolehan suaranya pada tahun 2014.

Dalam kata sambutan kepada para pendukungnya beberapa jam setelah TPS ditutup, Jokowi mengatakan ia sudah mengetahui hasil hitung cepat dan mengimbau bangsa Indonesia supaya bersatu kembali setelah perseteruan semasa kampanye.

Capres 01 Joko Widodo (kiri) didampingi Cawapres Ma'ruf Amin berpidato dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu 17/4 (AP Photo/Achmad Ibrahim).

“Dari indikasi exit poll dan quick count, tadi kita sudah melihat semuanya, tetapi kita harus bersabar menunggu penghitungan dari KPU secara resmi,” kata Jokowi.

Prabowo Subianto, yang kalah dari Jokowi pada pemilihan presiden tahun 2014, belum mengakui kekalahannya.

Prabowo mengatakan exit poll dan hitung cepat oleh tim kampanyenya menunjukkan ia unggul tetapi ia meminta para pendukungnya agar tidak menimbulkan kekacauan.

Capres 02 Prabowo Subianto berbicara kepada media dan pendukungnya di Jakarta, Rabu 17/4. (AP Photo/Tatan Syuflana)

Tim kampanye Prabowo menuduh adanya ketidakberesan masif dalam daftar pemilih, tetapi para analis mengatakan tuduhan tersebut tidak masuk akal dan dirancang untuk merongrong pemilu.

Pemilu Indonesia secara logistik luar biasa besarnya dengan sekitar 193 juta orang yang berhak memilih, 800.000 TPS, dan 17 juta warga terlibat untuk menjamin pemilu berjalan mulus. Sejumlah helikopter, kapal motor dan kuda digunakan untuk mengantar surat suara ke daerah-daerah terpencil yang sulit ditempuh.

BACA JUGA: Klaim Kemenangan 62 Persen, Prabowo Sujud Syukur

Berbagai jajak pendapat sebelum pemilu secara konsisten menunjukkan Jokowi unggul sekitar 20 persen dari Prabowo. Tim kampanye Jokowi menonjolkan kemajuan yang dicapai dalam pengentasan kemiskinan dan pembangunan infrastruktur dengan membuat pelabuhan-pelabuhan baru, jalan tol, bandara dan MRT. Peresmian MRT Jakarta bulan lalu menjalani salah satu cara untuk mengatasi kemacetan parah di Ibukota.

Prabowo yang nasionalis, berkampanye menyoroti apa yang dianggapnya sebagai kelemahan Indonesia dan risiko diekploitasi negara-negara asing atau akan bisa terpecah.

“Saya berjanji bahwa kami akan bekerja demi kebaikan negeri ini,” kata Prabowo Subianto setelah memberikan suara hari Rabu. “Apakah ada chaos atau tidak, itu bukan dari kami, itu saya jamin. Tetapi kami tidak ingin dicurangi lagi, rakyat Indonesia tidak ingin dicurangi lagi,” imbuhnya.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia stabil meski tidak spektakuler dan tingkat inflasi rendah, memaksimalkan dampak berbagai program pengentasan kemiskinan.

Organisasi Pangan dan Pertanian PBB dan berbagai badan internasional lainnya awal bulan ini mengatakan bahwa persentase anak-anak Indonesia yang mengalami stunting, yakni malnutrisi yang bisa mengakibatkan gangguan kognitif dan fisik seumur hidup, turun menjadi 30,8 persen dari hampir 38 persen antara tahun 2013 dan 2018. (is)