Peternak babi di China yang berhasil mencegah penularan flu babi dari Afrika sejak perebakan dimulai setahun lalu, kini akan mendapat keuntungan besar karena naiknya harga daging babi.
Kantor berita Reuters melaporkan peternak babi itu akan mendapat keuntungan AS$200 per ekor atau sekitar Rp 2,85 juta per ekor.
Virus flu babi Afrika itu telah meluas ke tiap provinsi di China, sehingga jumlah ternak babi turun sebanyak sepertiganya pad Juli dibanding tahun lalu, kata Kementerian Pertanian China, walaupun banyak pengamat mengatakan, separuh stok ternak babi di China sudah punah karena virus flu babi itu.
Karena kurangnya produksi babi sejak Juni, harga rata-rata daging babi mencapai 21 yuan per kg atau setara Rp 42.487,28, dan naik menjadi 24,6 yuan atau sekitar Rp 49.636,65 pada Senin (19/8).
Tren ini dianggap diluar kebiasaan, karena harga babi biasanya melemah pada musim panas, karena turunnya permintaan, dan akan naik lagi pada September. [ii/ft]