Gedung Putih Ungkapkan Pembelaannya Terhadap Jenderal Milley yang Menentang Trump

Panglima tinggi militer Amerika Serikat Mark Milley berbicara kepada awak media dalam sebuah kesempatan di Pentagon pada 18 Agustus, 2021. (Foto: Reuters)

Gedung Putih mengumumkan pembelaannya terhadap panglima tinggi militer Amerika Serikat (AS), Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley, pada Rabu (15/9), dan menentang seruan atas pengunduran diri Milley menyusul pembeberan fakta dalam buku baru yang ditulis oleh jurnalis Washington Post, Bob Woodward dan Robert Costa.

Buku yang diberi judul “Peril” itu mengungkapkan bahwa Milley memberitahu pejabat militer senior bahwa setiap perintah serangan yang berasal dari mantan Presiden Trump di hari-hari terakhir masa kepemimpinannya harus mendapatkan persetujuan dari sang jenderal.

Di dalam buku tersebut juga dituliskan bahwa Milley tercatat dua kali menelepon pihak China untuk meyakinkan pemerintah Beijing bahwa tidak akan ada serangan dari AS kepada negara tersebut dalam waktu dekat.

BACA JUGA: Gedung Putih Siapkan Sistem Perjalanan Internasional COVID-19 Baru

Berdasarkan hukum yang berlaku di Amerika, presiden adalah panglima tertinggi yang memiliki tradisi kendali sipil atas pemimpin militer.

Tetapi Milley, yang meyakini Trump sedang menderita penurunan fungsi mental setelah kalah dalam pemilihan umum pada November lalu, mengumpulkan para pemimpin militer pada awal Januari 2020 untuk memastikan mereka memberi tahu dirinya sebelum melaksanakan setiap perintah serangan dari Trump, demikian tertulis dalam buku tersebut. Milley sendiri sejauh ini tidak membantah hal tersebut.

Setelah informasi mengenai komunikasi dengan pihak Beijing terungkap pada Selasa lalu, pejabat senior mengatakan bahwa Milley telah berkoordinasi mengenai panggilan tersebut dengan sepengetahuan dari departemen pertahanan, termasuk pimpinan sipil di Pentagon.

BACA JUGA: China Tegaskan Peran Penjaga Perdamaian PBB dengan Latihan Multinasional

Trump tidak mengeluarkan perintah penyerangan pada bulan Januari karena ia bersiapmeninggalkan Washington dan menyerahkan kepresidenan pada Joe Biden dari Partai Demokrat. Sampai saat ini, Trump masih bersikukuh bahwa ia telah dicurangi dalam pemilhan umum tersebut walaupun tak memiliki cukup bukti untuk mendukung klaimnya itu.

Milley tetap memimpin pasukan militer Amerika Serikat sejak Joe Biden diangkat menjadi presiden. Namun, beberapa anggota kongres dari Partai Republik telah menyerukan pengunduran dirinya sehubungan insiden yang diuraikan dalam buku itu, yang menurut rencana akan diterbitkan pada minggu depan. (jm/mg/rs)