Gedung Putih: Laporan Mueller "Pulihkan Sepenuhnya" Nama Baik Presiden Trump

Juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders berbicara kepada media di luar Gedung Putih, Senin (25/3).

Gedung Putih mengatakan nama baik Presiden Trump telah dipulihkan setelah penyelidikan panjang tentang hubungan tim kampanyenya dengan Rusia dalam pemilu tahun 2016. Gedung Putih menyebut hasil penyelidikan Jaksa Khusus Robert Mueller itu sebagai “pemulihan sepenuhnya nama baik Presiden.”

Juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders hari Senin (25/3) mengatakan, rakyat Amerika kini tahu bahwa “tidak ada kolusi” antara tim sukses Trump dan Rusia yang berusaha membantunya terpilih menjadi presiden tiga tahun lalu. Kata Sanders kepada stasiun TV NBC dan CNN, Presiden Trump juga tidak berusaha menghalangi penyelidikan untuk menggagalkan proses yang berlangsung selama 22 bulan itu.

Sarah Sanders menyatakan kemenangan bagi Trump itu satu hari setelah Jaksa Agung William Barr mengumumkan kesimpulan sepanjang empat halaman atas laporan Jaksa Khusus Mueller.

William Barr mengatakan dalam surat yang ditujukan kepada para pemimpin DPR, Mueller menyimpulkan bahwa Trump dan tim kampanyenya tidak berkolusi dengan Rusia. Tapi, kata Barr lagi, “walaupun tidak menyimpulkan bahwa presiden melakukan kejahatan, laporan Mueller juga tidak melepaskan presiden dari kemungkinan tuntutan.”

Jaksa Agung AS William Barr

Jaksa Agung Barr yang diangkat oleh Presiden Trump, sepakat dengan Wakil Jaksa Agung Rod Rosenstein bahwa tidak terdapat cukup bukti untuk menuduh presiden melakukan tindakan yang menghambat penyelidikan.

“Sulit untuk menghalangi penyelidikan tentang kejahatan yang tidak pernah terjadi,” kata Sanders kepada CNN.

Jaksa Agung Barr dalam suratnya kepada DPR mengatakan, “Untuk mendapatkan dan mempertahankan tuduhan menghalangi penyelidikan, pemerintah harus bisa membuktikan tanpa keraguan sedikitpun bahwa seseorang melakukan hal itu dengan niat jahat.”

Juru bicara presiden, Sanders mengatakan, Trump akan menyerahkan kepada Jaksa Agung AS untuk memutuskan apakah laporan Jaksa Khusus Robert Mueller mengenai Rusia itu harus dirilis kepada publik, meskipun ia menambahkan bahwa Trump menginginkan transparansi penuh.

Sanders juga mengatakan "memalukan" bahwa penyelidikan itu memakan waktu dua tahun serta merugikan pembayar pajak Amerika 25 juta dolar selama prosesnya dan mengatakan pihak Partai Demokrat harus "malu dengan perilaku mereka" selama rentang waktu penyelidikan.

BACA JUGA: Laporan Jaksa Agung William Barr: Mueller Tidak Temukan Kolusi Trump atau Kampanyenya

Jaksa khusus Robert Mueller telah mengadakan penyelidikan, tentang tindakan Trump sebagai presiden, ketika ia memecat Direktur FBI James Comey tahun 2017. Comey adalah pejabat yang mengadakan penyelidikan tentang keterlibatan Rusia dalam pemilu 2016, sebelum ia digantikan oleh Robert Mueller.

Trump telah puluhan kali mengejek penyelidikan Mueller itu sebagai mencari-cari kesalahan atau “witch hunt”, tapi Sanders tidak mau mengatakan apakah Trump akan minta maaf kepada Mueller yang akhirnya mengatakan bahwa Presiden (Trump) tidak terlibat kolusi dengan Rusia. Kelompok Partai Demokrat yang beroposisi menuntut supaya Jaksa Agung Barr merilis laporan Mueller itu secara lengkap, termasuk ribuan bahan bukti yang dikumpulkan oleh timnya.

Sementara itu, seorang politisi Rusia mengatakan dunia tidak lagi "berhak" menuduh Rusia ikut campur dalam pemilihan presiden AS.

Berbicara kepada The Associated Press dari kantornya di Moskow pada hari Senin, Vladimir Zhirinovsky, pemimpin Partai Demokrat Liberal Rusia, mengatakan Presiden AS Donald Trump berpotensi memenangkan masa jabatan kedua dan berupaya meningkatkan hubungan antara Rusia dan AS.

BACA JUGA: Trump Klaim Bebas Sepenuhnya dari Tuduhan Melakukan Kesalahan

"Tetapi pihak oposisi akan terus melakukan sesuatu. Sekarang, mereka akan menuduh Rusia ikut campur dalam pemilihan Ukraina, dan pemilihan parlemen Eropa," tambah politisi itu.

Komentarnya muncul setelah penasihat khusus Robert Mueller tidak menemukan bukti bahwa kampanye Trump "berkonspirasi atau bekerja sama" dengan Rusia untuk mempengaruhi pemilihan presiden 2016 tetapi tidak mencapai kesimpulan apakah Trump menghalangi keadilan. (my/ii)