Mengenang Raja Thailand Bhumibol Adulyadej

Raja Thailand Bhumibol Adulyadej meninggalkan Rumah Sakit Siriraj Hospital untuk menghadiri sebuah upacara di Istana di Bangkok, 2010. (Reuters/Sukree Sukplang)

Warga yang berduka cita menangis dan berpelukan di luar rumah sakit Siriraj, Bangkok, tempat Raja Thailand dirawat (13/10). (Reuters/Jorge Silva)

Seorang perempuan menangis setelah mendengar pengumuman mangkatnya Raja Thailand Bhumibol Adulyadej, di rumah sakit Siriraj, Bangkok (13/10). (Reuters/Chaiwat Subprasom)

Warga menangis setelah mendengar pengumuman mangkatnya Raja Thailand Bhumibol Adulyadej, di rumah sakit Siriraj, Bangkok (13/10). (Reuters/Athit Perawongmetha)

Warga berdoa untuk Raja Thailand Bhumibol Adulyadej, di rumah sakit Siriraj, Bangkok (13/10). (Reuters/Athit Perawongmetha)

Raja Bhumibol Adulyadej dan Ratu Sirikit meninggalkan rumah sakit Siriraj di Bangkok, 2013. (Reuters/Chaiwat Subprasom)

Raja Thailand Bhumibol Adulyadej (kedua dari kiri) Putra Mahkota Vajiralongkorn (ketiga dari kiri), Putri Chulabhorn, Putri Sirindhorn, dan Putri Permaisuri Srirasm (kanan), tiba di Istana Klai Kangwon sebelum upacara perayaan ulang tahun Raja yang ke-86 di provinsi Prachuap Khiri Khan di Thailand, 2013. (AP/Biro Rumah Tangga Istana)

Raja Bhumibol Adulyadej dan anjing-anjingnya di Istana di Bangkok, 2002. Bhumibol yang dicintai rakyatnya ini menaruh perhatian pada perawatan anjing-anjing liar di Thailand, dan menulis cerita berjudul "Thongdaeng" (Tembaga) mengenai anak anjing yang dikirim ke Istana.

Potret Raja Bhumibol Adulyadej menghiasi panggung saat kembang api menyala di Bangkok, 1999, dalam perayaan ulang tahun Raja ke-72.

Raja Bhumibol Adulyadej (tengah) duduk di atas tongkang kerajaan dalam prosesi di Sungai Chao Phraya di Bangkok, 1999.

Raja Bhumibol Adulyadej memanen padi dalam proyek swasembada pangan yang disponsori keluarga kerajaan di provinsi Prachinburi, 1998.

Raja Bhumibol Adulyadej memberikan kesempatan bertemu kepada Perdana Menteri yang baru dipilih, Chuan Leekpai, di Istana di Bangkok, 1997.

Raja Bhumibol Adulyadej menerima tanaman mawar kecil dari seorang perempuan pada kunjungan ke salah satu proyek substitusi tanamannya di Thailand utara, 1981.

Raja Bhumibol Adulyadej mengadakan pertemuan pertama dengan Majelis Reformasi Nasional dalam upacara di Bangkok, 1976. (AP/Mangkorn)

Raja Bhumibol Adulydej dan Ratu Sirikit berbicara kepada 100 demonstran di Bangkok, dalam protes yang mengakibatkan jatuhnya pemerintahan Thanom Kittikachor, 1973.

Keluarga kerajaan berjalan di taman di Sunninghill, Berkshire, Inggris, tempat mereka tinggal selama kunjungan pribadi, 1966.

Raja Bhumibol Adulyadej ditandu pengawal kerajaan dalam parade di Bangkok, 1963.

Raja Bhumibol Adulyadej memakai pakaian santai sambil main saksofon bersama band jazz beranggotakan 13 orang, 1962.

Putri Ubol Ratana, yang berarti teratai berlian, bersama orangtuanya, Raja Bhumibol Adulyadej, 24, dan Ratu Sirikit, 19, pada 2 Mei 1951. Putri lahir di Lausanne, Swiss, pada 6 April, 11 bulan setelah pernikahan dan penobatan orangtuanya di Bangkok.

Raja Bhumibol Adulyadej atau Rama IX, ditandu dalam upacara penobatan pada 5 Mei 1950.

Pangeran Bhumibol bersama abangnya, Pangeran Ananda, di sekolah mereka di Lausanne, Swiss, 7 Maret 1935. Pangeran Ananda kemudian menjadi Raja Ananda Mahidol, namun ditembak mati di tempat tidurnya tahun 1946 dan kemudian digantikan adiknya.