FBI: Tersangka Pelaku Teror Boston, Berencana Penggal Kepala Polisi

Kantor Polisi Boston di Boston, Massachusetts menunjukkan pisau yang dihunuskan oleh tersangka Usaama Rahim, 2 Juni 2015.

Pihak berwenang Amerika Serikat mengatakan seorang pria yang ditembak mati oleh polisi di Boston, Massachusetts awal minggu ini berencana memenggal kepala petugas kepolisian di wilayah negara bagian timur laut AS tersebut.

Menurut FBI, Usaama Rahim (26 tahun) yang ditahan selama 24 jam, sebelumnya telah membeberkan rencananya kepada dua orang lainnya bahwa ia akan melakukan perjalanan ke luar negara bagian tersebut dan memenggal kepala seorang yang tak dikenal, dan telah memesan tiga bilah pisau berburu sebagai bagian dari rencananya. Tetapi Selasa pagi (2/6), Rahim mengubah rencananya, dan mengatakan kepada rekannya bahwa ia akan tetap tinggal di Massachusetts dan menyuruhnya "mengejar anak-anak berpakaian biru itu," istilah yang biasa digunakan untuk menyebut petugas kepolisian.

Sejam kemudian, sebuah tim agen FBI dan polisi Boston mencegat Rahim di luar sebuah toko, di mana dia tertembak. Menurut keterangan pihak FBI, sebelumnya, Rahim menghunuskan sebuah pisau dan menyerang mereka terlebih dahulu.

Rincian peristiwa tersebut disertakan dalam dokumen pengadilan yang diajukan saat penangkapan Wright, yang dituduh melakukan konspirasi untuk menghalangi penyelidikan federal. FBI mengatakan Wright, yang ditangkap beberapa jam setelah Rahim ditembak mati, mendesak Rahim untuk menghancurkan ponselnya dan menghapus informasi dari komputernya.

Dalam percakapan telepon tersebut, mereka, termasuk Rahim, menggunakan frase "berpikir dengan kepala di dada Anda" ("thinking with your head on your chest") yang menurut pihak berwenang dikutip sebagai sebuah referensi yang digunakan oleh kelompok teroris di luar negeri saat memenggal kepala sandera dan meletakkan kepala mereka yang terpenggal pada dada mereka.

Pihak berwenang menunjukkan video konfrontasi yang menyebabkan kematian Rahim kepada para pemimpin komunitas Muslim Amerika dan Afrika, Rabu (3/5), setelah keluarga Rahim mengklaim polisi menembaknya di bagian belakang. FBI mengatakan video tersebut menunjukkan para petugas menarik pelatuk pistol mereka saat diancam Rahim dengan pisau, dan hanya melepaskan tembakan setelah ia menolak untuk meletakkan senjatanya.

Seorang pemimpin hak-hak sipil lokal dan seorang ulama Muslim mengungkapkan hal ini kepada wartawan, setelah melihat video, yang memperlihatkan bukti bahwa Rahim tidak ditembak dari belakang.