FBI Buka Penyelidikan Hak-Hak Sipil dalam Insiden Tabrakan di Charlottesville

Seorang pria menghibur Joseph Culver (kiri) dari Charlottesville saat ia berdoa untuk temannya yang terluka ketika sebua mobil menabrak demonstran yang tidak mendukung gerakan ekstrem kanan dalam aksi protes di Charlottesville, Virginia, 13 Agustus 2017.

Biro Penyidik Federal FBI, Divisi Hak-Hak Sipil Departemen Kehakimian dan Kejaksaan Amerika telah membuka penyelidikan atas hak-hak sipil dalam insiden tabrakan maut terhadap demonstran yang menentang demonstrasi nasionalis kulit putih di Charlottesville, Virginia, hari Sabtu (12/8).

Gubernur Virginia hari Sabtu (12/8) mengatakan kelompok supremasi kulit putih, yang berkumpul di Charlottesville untuk memprotes pemindahan patung konfederasi, untuk “pulang” setelah tiga orang tewas dalam aksi kekerasan pada demonstrasi itu dan kecelakaan helikopter polisi terkait dengan demonstrasi tersebut.

Gubernur Virginia Umumkan Status Darurat di Charlottesville

Gubernur Terry McAuliffe mengumumkan keadaan darurat setelah terjadi perkelahian diantara para demonstran supremasi kulit putih yang berpakaian baja dan bersenjata perisai dengan demonstran yang memprotes keberadaan mereka yang mengenakan pakaian serupa di Charlottesville.

“Saya berpesan pada seluruh kelompok supremasi kulit putih dan Nazi yang datang ke Charlotessville hari ini. Pesan saya sederhana dan jelas : pulanglah!” ujar McAuliffe dalam konferensi pers. “Kalian tidak diinginkan di wilayah persemakmuran yang jaya ini. Shame on you!” tegasnya.

Lewat Twitter McAuliffe menyatakan status darurat di Charlottesville “untuk membantu pihak negara bagian menanggapi aksi kekerasan pada demonstrasi kelompok sayap kanan disana.”

“Tindakan dan retorika di Charlottesville dalam 24 jam terakhir ini tidak bisa diterima dan harus dihentikan. Hak berbicara bukan berarti hak melakukan aksi kekerasan,” cuitnya.

Twitter Gubernur Virginia Terry McAuliffe


Presiden Trump Kutuk Kekerasan di Charlottesville, Tapi Tidak Sebut Soal Keberadaan Kelompok Supremasi Kulit Putih

Berbicara di New Jersey, Presiden Donald mengutuk “kebencian, kefanatikan dan kekerasan pada banyak hal di Charlottesville.”

Trump yang sedang bersiap menandatangani RUU untuk memperpanjang program layanan kesehatan bagi veteran, mendesak “pemulihan hukum dan ketertiban” di kota itu; dan menambahkan bahwa “tidak ada warga negara yang perlu merasa takut dengan keselamatan dan keamanan mereka.”

Trump tidak menjawab pertanyaan dari wartawan seusai penandatanganan RUU itu, tentang apa yang dimaksudnya dengan “banyak hal di Charlottesville.”


Sejumlah Tokoh Partai Demokrat & Republik Kritisi Pernyataan Trump

Trump dikecam oleh tokoh-tokoh Partai Demokrat dan Partai Republik karena tidak secara rinci menyebut kelompok nasionalis kulit putih dalam pernyataannya tentang aksi kekerasan di Charlottesville.

“Kita seharusnya menyebutkan kejahatan itu. Saudara saya tidak mengorbankan nyawanya untuk memerangi Hitler agar gagasan-gagasan Nazi tetap ada disini,” ujar Senator Orrin Hatch, seorang tokoh Partai Republik dari negara bagian Utah.

‘’@POTUS (Presiden Amerika) perlu bicara melawan kebangkitan supremasi kulit putih yang berbahaya. Tidak ada “banyak sisi” disini. Yang ada hanya benar dan salah,” tegas Adam Schiff, tokoh Demokrat dari negara bagian California melalui Twitter.

Bekas Anggota Ku Klux Klan Bertekad Rebut Kembali Amerika

Diantara demonstran kelompok supremasi kulit putih yang ikut berpawai hari Sabtu itu, ada pemimpin sayap kanan Richard Spencer dan mantan anggota Ku Klux Klan David Duke. Duke mengatakan pada suratkabar the Indianapolis Star bahwa pawai ini “mencerminkan titik balik bagi orang-orang di negara ini.” Ditambahkannya, “kami bertekad merebut kembali negara kami. Kami akan memenuhi janji Donald Trump.”

Walikota Charlottesville Michael Singer mengatakan ia menyalahkan Trump karena memicu prasangka rasial ketika berkampanye tahun 2016 lalu. “Saya akan menyatakan dengan tegas hal ini. Saya menyalahkan banyak hal yang Anda lihat di Amerika saat ini pada Gedung Putih dan orang-orang di sekitar presiden,” ujar Singer pada Associated Press.

Mobil Tabrak Demonstran Anti-Supremasi Kulit Putih, 1 Tewas

Tak lama setelah pembatalan demonstrasi di Charlottesville itu, seorang pengendara mobil dengan sengaja menabrak demonstran anti-demonstrasi supremasi kulit putih yang sedang beranjak meninggalkan lokasi. Video menunjukkan beberapa orang terlempar ke udara.

Seorang perempuan berusia 32 tahun tewas dan sekitar 20 orang lainnya luka-luka.

Polisi mengatakan pengemudi mobil itu telah ditahan dan mengidentifikasinya sebagai James Alex Fields Jr, usia 20 tahun, warga Ohio. Fields ditahan dengan tuntutan pembunuhan tingkat dua.

Ibunda James Alex Fields Tahu Putranya Ikut Demo di Virginia

Suratkabar The Toledo Blade di Ohio menyampaikan kabar tentang Fields kepada ibunya, Samantha Bloom, yang mengatakan belum dihubungi oleh otorita berwenang. Bloom mengatakan putranya mengatakan kepadanya bahwa ia akan mengikuti pawai “alt-right” di Virginia, tanpa merinci lebih jauh tentang suasana ekstrim dalam pertemuan itu. Bloom menambahkan “saya kira ini ada kaitannya dengan Trump.” Bloom dan putranya pindah ke Ohio sekitar satu tahun lalu dari Florence, Kentucky.

Walikota Charlottesville Michael Singer lewat Twitter mengatakan “ia berbelasungkawa” dengan jatuhnya korban tewas dan menyerukan pada semua orang di lokasi demonstrasi itu untuk pulang.

Helikopter Polisi yang Awasi Demonstrasi Jatuh, Dua Personil Tewas

Beberapa jam kemudian Kepolisian Virginia mengatakan salah satu helikopter mereka jatuh di pinggiran kota itu, menewaskan dua personil. (em)