Ethiopia Tolak Campur Tangan Internasional dalam Konflik Tigray

PM Ethiopia Abiy Ahmed. (Foto: dok).

PM Ethiopia Abiy Ahmed menekankan kedaulatan negaranya dan “hak untuk menjunjung dan memberlakukan undang-undangnya di dalam teritorinya” sementara ia meminta komunitas internasional agar tidak ikut terlibat dalam konflik berpekan-pekan di daerah Tigray.

Abiy mengatakan bahwa meskipun pemerintahnya “menghargai keprihatinan yang bermaksud baik,” Ethiopia mampu menyelesaikan sendiri situasi itu.

“Sementara kami mempertimbangkan kekhawatiran dan saran sahabat-sahabat kami, kami menolak campur tangan apapun dalam urusan internal kami,” kata Abiy dalam suatu pernyataan. “Karena itu kami dengan hormat mendesak masyarakat internasional agar menahan diri dari tindakan campur tangan yang tidak sah dan tidak diterima baik serta menghormati prinsip-prinsip fundamental mengenai nonintervensi di bawah hukum internasional.”

BACA JUGA: PBB, Organisasi HAM Desak Ethiopia Lindungi Warga Sipil

Pernyataan Abiy muncul menjelang berakhirnya tenggat Rabu malam dari masa 72 jam yang ia tetapkan bagi Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF), untuk menyerah. Para pemimpin TPLF menolak ultimatum itu.

Dewan Keamanan PBB dijadwalkan mengadakan pembicaraan mengenai konflik hampir tiga pekan ini antara Ethiopia dan Tigray pada Selasa sore, tetapi pembahasan itu ditangguhkan.

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell. (Foto: dok).

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell, Selasa (24/11) setelah pembicaraan di Brussels dengan deputi PM dan menteri luar negeri Ethiopia bahwa konflik ini “telah dengan serius mendestabilisasi kawasan.”

Ia menyatakan prihatin mengenai “meningkatnya kekerasan yang menarget etnik, banyaknya korban serta pelanggaran HAM dan hukum kemanusiaan internasional,” dan mengatakan Uni Eropa menyerukan agar pertempuran dihentikan dan ada akses tanpa hambatan bagi mereka yang membutuhkan pertolongan.

Pemerintah pusat meluncurkan operasinya setelah menuduh TPLF menyerbu sebuah markas militer. Sengketa mengenai pemilu, dengan Abiy menunda pemungutan suara karena pandemi virus corona dan Tigray terus melaksanakan pemungutan suaranya, menambah ketegangan.

Konflik ini telah menewaskan ratusan orang, dan lebih dari 40 ribu pengungsi melarikan diri ke negara tetangga, Sudan. [uh/ab]