Eropa Peringati 100 Tahun Mulainya Perang Dunia I

  • Lisa Bryant

Pejabat-pejabat Eropa mengenang tentara yang gugur pada awal Perang Dunia I di kota Liege, Belgia (4/8).

Pejabat-pejabat Eropa mengenang tentara yang gugur pada awal Perang Dunia I, atau Perang Besar, sementara mereka memperingati 100 tahun dimulainya konflik tersebut di Belgia, Senin (4/8).

Bekas musuh berkumpul di kota Liege di Belgia untuk memperingati 100 tahun dimulainya Perang Dunia I, salah satu episode terburuk dalam sejarah yang melandasi Perang Dunia II.

Acara hari Senin (4/8) itu memperingati invasi Jerman ke Belgia dan deklarasi perang Inggris pada 4 Agustus 1914 ketika konflik itu sepenuhnya pecah. Kedua pihak yakin perang akan berakhir menjelang akhir tahun. Nyatanya, benua itu terjebak dalam kesulitan dan penderitaan selama lebih empat tahun.

Senin malam, sejumlah tempat bersejarah di Inggris akan memadamkan lampu selama satu jam untuk menandai tepat ketika Inggris, sekutu Perancis, menyatakan perang terhadap Jerman.

Upacara di Liege mempertemukan para kepala negara dan kerajaan dari seluruh Eropa yang memberikan penghormatan bagi hampir 17 juta tentara dan warga sipil yang tewas selama Perang Dunia I. Mereka meletakkan mawar putih pada karangan bunga di tugu peringatan Allied Memorial. Pada tanggal 4 Agustus 1914, Jerman menginvasi Belgia yang netral agar bisa masuk ke Perancis. Inggris mengumumkan perang terhadap Jerman pada hari yang sama, menyebabkan pertumpahan darah selama empat tahun yang selamanya menodai Eropa.

Raja Philippe dan Ratu Mathilde dari Swedia menjadi tuan rumah peringatan itu di kota Liege, Belgia, di mana tentara Belgia menahan invasi Jerman pada hari-hari awal perang itu, menunda tentara Jerman yang berniat menginvasi Perancis.

Hadir dalam upacara itu Presiden Perancis Francois Hollande, Presiden Jerman Joachim Gauck, dan Perdana Menteri Inggris David Cameron – juga Pangeran William dari Inggris bersama istrinya Catherine, dan pejabat-pejabat lain. Dalam pidato-pidato, petinggi-petinggi itu semua bicara mengenai kekuatan rekonsiliasi di kalangan kekuatan besar Eropa, yang kini menjadi sekutu.

Dalam pidato, banyak pemimpin seperti Raja Philippe dari Belgia menerapkan pelajaran-pelajaran dari PD I pada peristiwa-peristiwa saat ini.

Raja Philippe mengatakan peringatan itu merupakan saat mengingat tanggung jawab para pemimpin untuk menjaga perdamaian dan persatuan yang masih merupakan tantangan besar .

Sementara Presiden Perancis, Hollande kembali menggunakan kesempatan itu untuk mengimbau tindakan untuk mengakhiri pertumpahan darah yang berlangsung saat ini. Ia mengatakan mustahil untuk tetap netral menghadapi peristiwa seperti penembakan jatuh pesawat Malaysia di Ukraina dan konflik-konflik di Irak, Suriah dan Gaza.

Pangeran William dari Inggris mengenang kembali bagaimana warga Eropa yang berada di pantai Belgia mendapati liburan musim panas mereka berantakan karena pecahnya Perang Dunia I.

Selama empat tahun, warga Eropa dilanda pembunuhan dan kehancuran. Termasuk diantara korban paling pertama adalah warga Belgia yang melawan dengan gagah berani sementara menghadapi penderitaan yang luar biasa besar.

Perang itu menghantam kota Liege secara dini dan keras . Kota tersebut dihujani bom selama dua hari. Pada tanggal 22 Agustus 1914, 70 ribu tentara tewas dalam satu hari pertempuran.